Lihat ke Halaman Asli

Syaiful Anwar

Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Sistem Ekonomi Indonesia (124): Aspek Keberlanjutan Lingkungan

Diperbarui: 8 September 2024   17:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Aspek Keberlanjutan Lingkungan dalam Membentuk Sistem Ekonomi Suatu Negara: Kunci Menuju Masa Depan yang Lebih Baik

Keberlanjutan lingkungan telah menjadi salah satu topik utama dalam pembicaraan global mengenai pembangunan ekonomi di abad ke-21. Di tengah perubahan iklim yang semakin intensif dan permasalahan lingkungan yang kian mendesak, semakin jelas bahwa ekonomi suatu negara tidak bisa hanya berfokus pada pertumbuhan jangka pendek tanpa memperhatikan dampak terhadap lingkungan.

Pengenalan Keberlanjutan Lingkungan dalam Ekonomi

Keberlanjutan lingkungan mengacu pada praktik pengelolaan sumber daya alam secara bijak sehingga kebutuhan ekonomi generasi saat ini dapat terpenuhi tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri (Brundtland Report, 1987). Konsep ini menjadi semakin relevan karena banyak negara menghadapi tantangan dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan.

Dalam konteks ekonomi, keberlanjutan lingkungan menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya yang efisien, mengurangi emisi karbon, mendorong penggunaan energi terbarukan, serta menjaga ekosistem. Oleh karena itu, integrasi aspek lingkungan dalam sistem ekonomi menjadi langkah kritis dalam menciptakan perekonomian yang lebih tangguh dan berkelanjutan.

Dampak Keberlanjutan terhadap Sistem Ekonomi

1. Transformasi Menuju Ekonomi Hijau

Dalam beberapa dekade terakhir, banyak negara telah mulai mengalihkan fokus mereka dari sistem ekonomi tradisional yang eksploitatif menuju ekonomi hijau. Ekonomi hijau adalah konsep di mana pertumbuhan ekonomi berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan dan pengurangan ketimpangan sosial. Dalam kerangka ekonomi hijau, negara berusaha untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mempromosikan penggunaan sumber daya energi yang ramah lingkungan (Pearce, 1993).

Contoh nyata dari pergeseran ini dapat dilihat di negara-negara Skandinavia seperti Swedia dan Denmark, yang telah memimpin dalam mengintegrasikan kebijakan lingkungan dengan pertumbuhan ekonomi. Mereka berfokus pada penggunaan energi terbarukan, pengelolaan limbah yang efisien, serta penciptaan industri yang ramah lingkungan. Hasilnya, negara-negara ini tidak hanya berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil.

2. Mengurangi Biaya Jangka Panjang

Aspek keberlanjutan dalam sistem ekonomi juga dapat membantu negara mengurangi biaya jangka panjang yang disebabkan oleh degradasi lingkungan. Sebagai contoh, negara-negara yang terus mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan akan menghadapi kerusakan lingkungan yang lebih parah, seperti deforestasi, pencemaran air, dan bencana alam. Kerusakan ini tidak hanya menurunkan kualitas hidup, tetapi juga membebani anggaran negara dengan biaya pemulihan lingkungan yang besar (Stern, 2006).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline