Lihat ke Halaman Asli

Syaiful Anwar

Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

UMKM dan Infrastruktur, Mengubah Tantangan Jadi Peluang

Diperbarui: 22 Juni 2024   21:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Tantangan UMKM di Bidang Infrastruktur

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Meskipun demikian, UMKM sering kali menghadapi berbagai tantangan infrastruktur yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan mereka.

1. Keterbatasan Infrastruktur Fisik

A. Kondisi Jalan dan Transportasi

  • Jalan yang Tidak Memadai: Banyak UMKM di daerah terpencil atau pedesaan menghadapi tantangan infrastruktur jalan yang buruk, seperti jalan berlubang, rusak, atau tidak beraspal. Hal ini menghambat distribusi barang dan meningkatkan biaya transportasi.
  • Keterbatasan Transportasi Publik: Di beberapa daerah, akses terhadap transportasi publik sangat terbatas. Ini membuat pengiriman barang menjadi sulit dan mahal, serta memperlambat proses pengiriman.

B. Ketersediaan Listrik dan Air

  • Ketersediaan Listrik yang Tidak Stabil: UMKM sering menghadapi masalah pasokan listrik yang tidak stabil atau sering padam. Hal ini sangat mempengaruhi operasional harian, terutama bagi UMKM yang bergantung pada mesin dan peralatan listrik.
  • Akses Terhadap Air Bersih: Beberapa UMKM, terutama di sektor produksi makanan dan minuman, mengalami kesulitan dalam mengakses air bersih yang cukup untuk operasional mereka.

2. Infrastruktur Digital yang Terbatas

A. Akses Internet yang Tidak Merata

  • Kurangnya Akses Internet: Banyak UMKM di daerah pedesaan dan terpencil tidak memiliki akses internet yang memadai. Ini menghambat mereka untuk memanfaatkan teknologi digital dalam operasional dan pemasaran.
  • Kualitas Jaringan yang Buruk: Di beberapa daerah yang sudah terhubung dengan internet, kualitas jaringan sering kali buruk dengan kecepatan rendah dan konektivitas yang tidak stabil.

B. Keterbatasan Teknologi Informasi

  • Kurangnya Perangkat dan Infrastruktur IT: Banyak UMKM tidak memiliki perangkat keras dan lunak yang memadai untuk mendukung operasional mereka. Keterbatasan ini mencakup kurangnya komputer, perangkat lunak manajemen, dan sistem keamanan siber.
  • Minimnya Pengetahuan Teknologi: Banyak pelaku UMKM yang tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk memanfaatkan teknologi informasi secara efektif.

3. Infrastruktur Logistik yang Kurang Memadai

A. Sistem Distribusi yang Tidak Efisien

  • Kurangnya Gudang dan Fasilitas Penyimpanan: Banyak UMKM tidak memiliki akses ke gudang dan fasilitas penyimpanan yang memadai. Ini menyebabkan masalah dalam manajemen stok dan distribusi barang.
  • Biaya Logistik yang Tinggi: Keterbatasan infrastruktur logistik menyebabkan biaya pengiriman dan distribusi barang menjadi tinggi, yang pada akhirnya mengurangi margin keuntungan UMKM.

B. Kendala dalam Rantai Pasok

  • Kurangnya Kolaborasi dalam Rantai Pasok: Banyak UMKM mengalami kesulitan dalam menjalin kerjasama dengan pemasok dan distributor besar. Hal ini menghambat akses mereka ke bahan baku dan pasar yang lebih luas.
  • Ketidakpastian dalam Pasokan Bahan Baku: Keterbatasan infrastruktur menyebabkan ketidakpastian dalam pasokan bahan baku, yang dapat mengganggu proses produksi dan mengakibatkan keterlambatan pengiriman.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline