Lihat ke Halaman Asli

Syaiful Anwar

Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Refleksi Sejarah Kebangkitan Nasional: Pelajaran bagi Masa Depan

Diperbarui: 21 Mei 2024   21:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setiap tahun, tanggal 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional di Indonesia. Tanggal ini menandai lahirnya Boedi Oetomo pada tahun 1908, yang menjadi simbol awal dari perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan. Merenungkan sejarah Kebangkitan Nasional memberikan kita pelajaran berharga tentang pentingnya persatuan dan kesatuan, serta inspirasi untuk menghadapi tantangan masa depan.

Sejarah Kebangkitan Nasional

Pada awal abad ke-20, Indonesia masih berada di bawah penjajahan Belanda. Kondisi sosial, ekonomi, dan politik yang dihadapi bangsa Indonesia saat itu sangat memprihatinkan. Namun, di tengah keterpurukan tersebut, muncul kesadaran baru di kalangan kaum muda dan intelektual bahwa bangsa Indonesia harus bersatu untuk melawan penjajahan dan memperjuangkan hak-hak mereka.

Boedi Oetomo didirikan oleh Dr. Sutomo bersama para mahasiswa School Tot Opleiding Van Indische Artsen (STOVIA) di Jakarta. Organisasi ini menandai kebangkitan kesadaran nasional dan memperjuangkan pendidikan serta perbaikan kondisi sosial-ekonomi rakyat. Meski awalnya fokus pada suku Jawa, semangat yang dibawa oleh Boedi Oetomo dengan cepat menyebar dan menginspirasi gerakan-gerakan nasionalis lainnya di berbagai wilayah Indonesia.

Pelajaran dari Kebangkitan Nasional

1. Pentingnya Persatuan dan Kesatuan

Salah satu pelajaran utama dari Kebangkitan Nasional adalah pentingnya persatuan dan kesatuan dalam mencapai tujuan bersama. Boedi Oetomo dan gerakan-gerakan nasionalis lainnya menyadari bahwa untuk melawan penjajahan dan mencapai kemerdekaan, seluruh elemen bangsa harus bersatu. Perpecahan hanya akan memperlemah perjuangan dan mempermudah penjajah untuk terus menguasai Indonesia.

Dalam konteks masa kini, persatuan dan kesatuan tetap menjadi kunci utama dalam menghadapi berbagai tantangan. Tantangan globalisasi, perubahan iklim, ketimpangan sosial, dan ancaman terhadap kedaulatan nasional memerlukan kerjasama dan solidaritas dari seluruh elemen masyarakat. Persatuan bangsa adalah fondasi kuat untuk membangun Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.

2. Pendidikan sebagai Pilar Kebangkitan

Boedi Oetomo juga menekankan pentingnya pendidikan sebagai alat untuk membangun kesadaran nasional dan memperbaiki kondisi sosial-ekonomi rakyat. Pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga membentuk karakter dan kesadaran akan pentingnya persatuan dan kerja sama.

Pemerintah dan masyarakat harus terus memperjuangkan akses pendidikan yang merata dan berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia. Pendidikan yang baik adalah investasi jangka panjang yang akan menghasilkan generasi yang cerdas, kreatif, dan berdaya saing global.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline