Lihat ke Halaman Asli

Syaiful Anwar

Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Perlukah KMKU Belajar Bahasa Asing?

Diperbarui: 15 Maret 2024   07:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam era globalisasi ini, keterampilan bahasa asing menjadi semakin penting dalam memasuki dunia kerja. Bahasa menjadi jembatan komunikasi antara individu dari berbagai latar belakang budaya dan negara. Namun, tidak semua masyarakat memiliki kesempatan atau akses yang cukup untuk mengembangkan keterampilan bahasa asing mereka. Masalah ini terutama terjadi di kalangan masyarakat kurang mampu (KMKU), yang sering kali tidak memiliki akses ke pendidikan formal dalam bahasa asing atau kesempatan untuk berlatih komunikasi dalam bahasa tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk membantu mereka mengatasi hambatan ini dan mempersiapkan mereka untuk bersaing dalam dunia kerja yang semakin terhubung secara global.

Langkah pertama dalam menyiapkan masyarakat kurang mampu untuk memasuki dunia kerja melalui keterampilan bahasa asing adalah dengan memberikan akses yang lebih luas terhadap pendidikan bahasa. Program-program pelatihan bahasa dapat diselenggarakan di tingkat lokal, bekerja sama dengan pemerintah, lembaga nirlaba, atau perusahaan swasta yang peduli terhadap masalah ini. Program ini harus dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat target, baik dalam hal kurikulum maupun metode pengajaran yang efektif.

Pendidikan bahasa tidak hanya tentang mempelajari tata bahasa dan kosakata, tetapi juga tentang mengembangkan kemampuan komunikasi yang efektif dalam situasi dunia nyata. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa program-program pelatihan bahasa menyediakan kesempatan bagi peserta untuk berlatih berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis dalam bahasa target. Ini dapat dilakukan melalui peran-bermain, simulasi situasi kerja, dan proyek-proyek kolaboratif yang melibatkan penggunaan bahasa asing secara aktif.

Selain program-program pelatihan formal, kita juga dapat memanfaatkan teknologi untuk menyediakan sumber daya belajar mandiri kepada masyarakat kurang mampu. Platform daring dan aplikasi mobile dapat menyediakan kursus bahasa yang dapat diakses secara gratis atau dengan biaya rendah. Dengan demikian, mereka yang memiliki keterbatasan waktu atau mobilitas dapat tetap mengakses pelatihan bahasa yang mereka butuhkan.

Namun, menyediakan akses saja tidak cukup. Penting untuk memastikan bahwa materi pelatihan yang disediakan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pemahaman masyarakat target. Materi harus disampaikan dengan cara yang mudah dipahami, dan dapat diadaptasi untuk berbagai tingkat kecakapan bahasa. Ini mungkin memerlukan kolaborasi dengan ahli dalam bidang pendidikan dan bahasa untuk mengembangkan kurikulum yang efektif dan relevan.

Selain keterampilan bahasa itu sendiri, penting juga untuk mengajarkan keberagaman budaya dan kesadaran interkultural kepada peserta pelatihan. Bahasa tidak hanya merupakan alat komunikasi, tetapi juga cermin dari kebudayaan dan identitas suatu masyarakat. Dengan memahami latar belakang budaya dan norma-norma sosial yang terkait dengan bahasa tertentu, individu dapat menjadi lebih sensitif terhadap perbedaan dan lebih mampu berinteraksi secara efektif dengan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya.

Selain itu, penting juga untuk menciptakan kesempatan bagi masyarakat kurang mampu untuk menggunakan keterampilan bahasa mereka dalam konteks dunia nyata. Program magang atau relawan internasional dapat memberikan kesempatan bagi mereka untuk belajar dan berlatih bahasa asing sambil terlibat dalam proyek-proyek yang bermanfaat bagi masyarakat. Ini tidak hanya membantu memperkuat keterampilan bahasa, tetapi juga membantu membangun koneksi dan jaringan yang dapat membantu mereka memasuki dunia kerja.

Pemerintah juga dapat memainkan peran penting dalam mendukung upaya untuk menyiapkan masyarakat kurang mampu untuk memasuki dunia kerja melalui keterampilan bahasa asing. Ini termasuk alokasi dana untuk program-program pendidikan bahasa, pembuatan kebijakan yang mendukung inklusi bahasa asing dalam kurikulum pendidikan formal, dan mempromosikan kesempatan untuk belajar bahasa asing melalui program-program pemerintah atau subsidi.

Dengan demikian, keterampilan bahasa asing menjadi semakin penting dalam memasuki dunia kerja yang semakin terhubung secara global. Namun, tidak semua masyarakat memiliki kesempatan atau akses yang cukup untuk mengembangkan keterampilan bahasa asing mereka. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk membantu mereka mengatasi hambatan ini dan mempersiapkan mereka untuk bersaing dalam dunia kerja. Dengan memberikan akses yang lebih luas terhadap pendidikan bahasa, memanfaatkan teknologi untuk menyediakan sumber daya belajar mandiri, dan menciptakan kesempatan untuk menggunakan keterampilan bahasa dalam konteks dunia nyata, kita dapat membantu masyarakat kurang mampu mengambil langkah pertama menuju karir yang sukses dalam dunia kerja yang semakin terhubung secara global.

Salah satu contoh negara yang telah sukses dalam mempersiapkan masyarakatnya dengan keterampilan bahasa asing adalah Swedia. Swedia dikenal sebagai salah satu negara dengan tingkat kemahiran bahasa Inggris yang sangat tinggi di antara penduduknya. Hal ini tidak terlepas dari kebijakan pendidikan di Swedia yang memasukkan pembelajaran bahasa asing, terutama bahasa Inggris, sejak dini dalam kurikulum sekolah.

Program pembelajaran bahasa Inggris di Swedia tidak hanya fokus pada aspek tata bahasa dan kosa kata, tetapi juga pada kemampuan berkomunikasi secara efektif dalam berbagai konteks sosial dan profesional. Selain itu, Swedia juga menyediakan berbagai program pelatihan tambahan dan kesempatan pertukaran budaya bagi masyarakatnya untuk meningkatkan kemahiran bahasa asing mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline