Lihat ke Halaman Asli

Syaiful Anwar

Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

King Edward III

Diperbarui: 1 Februari 2024   08:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


Pada tanggal 1 Februari 1327, Edward III dinobatkan sebagai Raja Inggris dalam sebuah upacara di Westminster Hall. Saat itu, Edward III masih remaja, berusia sekitar 14 tahun. Namun, kekuasaan sebenarnya dipegang oleh ibunya, Ratu Isabella, dan kekasihnya, Roger Mortimer.

Edward III menjadi raja setelah kematian ayahnya, Edward II. Namun, pemerintahan Edward II telah diselimuti kontroversi dan ketidakstabilan politik, termasuk konflik dengan bangsawan yang tidak puas dengan kebijakan pemerintahan. Edward II sendiri akhirnya turun takhta dan meninggal dalam keadaan yang tidak jelas di penjara.

Setelah penobatan Edward III, kekuasaan sebenarnya berada di tangan Ratu Isabella, ibunya, dan Roger Mortimer, seorang bangsawan berpengaruh. Mereka memainkan peran sentral dalam pemerintahan Inggris pada masa itu. Namun, hubungan antara Edward III dengan Isabella dan Mortimer menjadi tegang seiring berjalannya waktu, dan pada tahun 1330, Edward III mengambil langkah untuk mengambil alih kendali penuh atas pemerintahan dengan menangkap Mortimer dan mengeksekusinya.

Setelah mengambil alih penuh kekuasaan, Edward III memerintah Inggris selama lebih dari lima puluh tahun dan dianggap sebagai salah satu raja terbesar dalam sejarah Inggris. Pemerintahannya ditandai dengan kemajuan militer, perkembangan ekonomi, dan stabilitas dalam negeri.


King Edward III memainkan peran sentral dalam memulai dan memperpanjang Perang Seratus Tahun antara Inggris dan Prancis, sebuah konflik yang berlangsung dari tahun 1337 hingga 1453. Beberapa faktor utama yang terkait dengan keterlibatannya dalam perang ini adalah:

  1. Klaim Takhta Prancis: Salah satu penyebab utama Perang Seratus Tahun adalah klaim takhta Prancis oleh Edward III. Ia mengklaim hak atas takhta Prancis berdasarkan hubungan keluarga, karena ibunya, Isabella dari Prancis, adalah putri Raja Philip IV dari Prancis. Klaim ini membuat ketegangan antara Inggris dan Prancis terkait suksesi takhta.
  2. Pengepungan dan Pertempuran Awal: Pada tahun 1337, Edward III menolak untuk mengakui Raja Philip VI dari Prancis sebagai penguasa yang sah dan secara resmi menyatakan klaimnya atas takhta Prancis. Pada tahun 1340, ia melancarkan serangan ke Prancis dan mencoba untuk mengisolasi ekonomi Prancis dengan memblokade pelabuhan. Pertempuran besar pertama dalam perang ini adalah Pertempuran Sluys pada tahun 1340, yang dimenangkan oleh Inggris.
  3. Pertempuran Crecy (1346) dan Poitiers (1356): Edward III meraih kemenangan penting di Pertempuran Crecy pada tahun 1346 dan di Poitiers pada tahun 1356. Kemenangan ini memperkuat reputasinya sebagai pemimpin militer yang ulung dan memberikan dorongan moral besar kepada pasukan Inggris.
  4. Perjanjian Brtigny (1360): Pada tahun 1360, perang sementara dihentikan dengan ditandatanganinya Perjanjian Brtigny. Menurut perjanjian ini, Inggris memperoleh wilayah besar di Prancis, dan Edward III setuju untuk melepaskan klaimnya atas takhta Prancis. Namun, ketegangan antara kedua negara tetap ada, dan perjanjian ini tidak bertahan lama.
  5. Perang Berlanjut: Meskipun terdapat beberapa periode damai selama perang, konflik antara Inggris dan Prancis terus berlanjut hingga terjadinya Pertempuran Castillon pada tahun 1453, yang dimenangkan oleh Prancis. Perang Seratus Tahun diakhiri dengan Perjanjian Troyes pada tahun 1420 dan kemudian dengan Perjanjian Arras pada tahun 1435.

Pada akhirnya, Perang Seratus Tahun menyisakan dampak besar terhadap kedua negara, termasuk perubahan dalam taktik militer, pergeseran dalam politik dan ekonomi, serta munculnya nasionalisme di kedua belah pihak.


Edward III (1312-1377) merupakan salah satu raja terkemuka dalam sejarah Inggris dan memimpin selama periode yang penting dalam pembentukan monarki Inggris dan konflik dengan Prancis. Berikut adalah beberapa hal penting terkait dengan pemerintahan dan kehidupan Edward III:

  1. Perang Seratus Tahun (1337-1453): Edward III memainkan peran utama dalam memulai Perang Seratus Tahun melawan Kerajaan Prancis. Klaim atas takhta Prancis oleh Edward dan konflik teritorial menyebabkan konflik yang berlangsung selama beberapa generasi dan memiliki dampak besar pada kedua negara.
  2. Kemenangan di Crecy dan Poitiers: Edward III memenangkan beberapa kemenangan penting selama Perang Seratus Tahun. Kemenangan di Crecy pada tahun 1346 dan di Poitiers pada tahun 1356 menciptakan reputasinya sebagai seorang pemimpin militer yang ulung.
  3. Pendirian Ordo Bulu Emas: Pada tahun 1348, Edward III mendirikan Ordo Bulu Emas, sebuah ordo ksatria yang bergengsi, sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasa bangsawan terkemuka dalam pelayanan kepada kerajaan.
  4. Majunya Parlemen: Di bawah pemerintahan Edward III, institusi Parlemen mulai mengambil bentuk yang lebih modern. Parlemen menjadi semakin penting sebagai lembaga untuk mendiskusikan kebijakan, menyetujui anggaran, dan memberikan saran kepada raja.
  5. Krisis Suksesi dan Pemberontakan: Pemerintahan akhir Edward III diwarnai oleh ketegangan suksesi dan pemberontakan. Putra sulungnya, Edward the Black Prince, meninggal lebih dulu, sehingga cucunya yang masih kecil, Richard II, menjadi ahli warisnya. Ini memicu ketegangan politik dan pemberontakan seperti Pemberontakan Peasant pada tahun 1381.
  6. Akhir Pemerintahan: Edward III meninggal pada tahun 1377. Kematian ini menandai akhir dinasti Plantagenet pertama dan dimulainya masa pemerintahan cucunya, Richard II.

Pemerintahan Edward III dikenang sebagai periode keemasan dalam sejarah Inggris, dengan pencapaian besar dalam bidang militer, politik, dan perkembangan institusi-institusi seperti Parlemen. Perang Seratus Tahun, bagaimanapun, juga membawa dampak besar pada kedua belah pihak dan menciptakan lingkungan politik dan sosial yang kompleks di Inggris dan Prancis.


King Edward III memiliki banyak anak, dan keturunannya membentuk dua jalur utama dalam sejarah Inggris dan Eropa. Berikut adalah beberapa anak Edward III yang paling terkenal:

  1. Edward, Pangeran Hitam (1330-1376): Edward, yang dikenal sebagai Pangeran Hitam karena mengenakan baju besi hitam dalam pertempuran, adalah anak sulung Edward III. Ia menjadi Pangeran Wales dan diharapkan menjadi pewaris takhta Inggris. Namun, ia meninggal sebelum ayahnya, sehingga anaknya, Richard, menjadi ahli waris.
  2. Isabella dari Inggris (1332-1379): Isabella menikah dengan Adipati Bretagne, dan keturunannya memainkan peran penting dalam politik Inggris dan Perancis.
  3. Joan dari Inggris (1335-1348): Joan menikah dengan David II dari Skotlandia, dan keturunannya memiliki dampak pada sejarah Skotlandia.
  4. Lionel dari Antwerp, Adipati Clarence (1338-1368): Lionel menikah dengan Elizabeth de Burgh, dan keturunannya menjadi leluhur beberapa raja Inggris, termasuk Raja Richard II, Raja Henry IV, dan Raja Henry V.
  5. John dari Gaunt, Adipati Lancaster (1340-1399): John dari Gaunt adalah salah satu anak yang paling terkenal. Ia memiliki dampak besar pada sejarah Inggris dan Eropa, terutama melalui keturunan putrinya yang menjadi pewaris takhta dan membentuk Dinasti Lancaster.
  6. Edmund dari Langley, Adipati York (1341-1402): Edmund adalah pendiri Dinasti York. Keturunannya terlibat dalam Perang Warisan Roses melawan Dinasti Lancaster dalam pertarungan untuk takhta Inggris.
  7. Thomas dari Woodstock, Adipati Gloucester (1355-1397): Thomas dari Woodstock adalah satu-satunya anak Edward III yang tidak memiliki keturunan yang langsung mempengaruhi takhta. Namun, keturunan saudara-saudaranya berperan penting dalam sejarah Inggris.

Keturunan Edward III membentuk dua kelompok utama dalam perang suksesi yang kemudian dikenal sebagai Perang Warisan Roses antara Dinasti Lancaster dan York. Kedua dinasti ini bersaing untuk menguasai takhta Inggris. Dampak dari keturunan Edward III sangat besar dalam perkembangan sejarah Inggris dan Eropa pada Abad Pertengahan dan seterusnya.


Ratu Elizabeth II adalah keturunan dari King Edward III melalui banyak jalur keturunan yang rumit. Silsilah kerajaan Inggris sangat terkait satu sama lain, dan banyak anggota keluarga kerajaan memiliki garis keturunan yang bersilangan. Oleh karena itu, hubungan Ratu Elizabeth II dengan King Edward III bisa diuraikan melalui beberapa jalur keturunan. Namun, untuk mempermudah, kita dapat merinci salah satu jalur keturunan yang paling signifikan:

  1. Queen Elizabeth II King George VI King George V King Edward VII Queen Victoria Prince Edward, Duke of Kent King George III Frederick, Prince of Wales King George II King George I Sophia dari Hanover Elizabeth Stuart, Queen of Bohemia James I dari Inggris Mary, Queen of Scots James V dari Skotlandia Margaret Tudor Henry VII dari Inggris Edmund Tudor, Earl of Richmond Owen Tudor Catherine of Valois Charles VI dari Prancis Charles V dari Prancis Jean II dari Prancis Philip VI dari Prancis Charles, Count of Valois Philip III dari Prancis Philip IV dari Prancis Isabella dari Prancis (istri Edward II) Edward III.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline