Lihat ke Halaman Asli

Syaiful Anwar

Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Bhineka Tunggal Ika: Eksternal dan Internal NU

Diperbarui: 31 Januari 2024   16:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Nahdlatul Ulama (NU) adalah sebuah organisasi Islam di Indonesia yang memiliki sejarah panjang dan memiliki pandangan khas terhadap Bhineka Tunggal Ika, yang merupakan semboyan nasional Indonesia yang berarti "Berbeda-beda tapi tetap satu." NU, sebagai organisasi Islam yang besar dan mendalam akar budaya di Indonesia, memiliki pemahaman dan implementasi khusus terhadap konsep Bhineka Tunggal Ika. Berikut adalah beberapa aspek yang dapat memberikan gambaran mengenai cara NU memahami dan mengimplementasikan Bhineka Tunggal Ika:

  1. Penerimaan Keberagaman: NU menerima dan menghargai keberagaman dalam masyarakat. Mereka memandang bahwa perbedaan-perbedaan dalam hal suku, agama, ras, dan budaya merupakan kekayaan bagi Indonesia. Keberagaman ini dilihat sebagai anugerah Tuhan yang perlu dijaga dan dihormati.
  2. Inklusivitas: NU berupaya untuk menjadi organisasi yang inklusif, yang mengakomodasi keberagaman pendapat dan keyakinan di dalam masyarakat. Mereka menyadari bahwa Indonesia adalah negara yang heterogen, dan oleh karena itu, penting untuk membangun semangat toleransi dan inklusivitas.
  3. Peran dalam Dialog Antaragama: NU aktif terlibat dalam dialog antaragama dengan kelompok-kelompok agama lain di Indonesia. Mereka mempromosikan dialog yang positif, saling pengertian, dan kerjasama antarumat beragama untuk menciptakan perdamaian dan harmoni.
  4. Pendidikan Interkultural: NU mendukung pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai interkultural dan multikultural. Mereka berupaya agar pendidikan yang diselenggarakan dapat menciptakan lingkungan belajar yang menghormati keberagaman dan mendorong toleransi antarindividu.
  5. Tindakan Praktis: NU juga terlibat dalam berbagai inisiatif sosial dan kemanusiaan yang melibatkan orang-orang dari berbagai latar belakang. Mereka berusaha untuk memberikan kontribusi positif dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Penting untuk diingat bahwa implementasi Bhineka Tunggal Ika oleh NU bisa bervariasi di antara individu dan tingkat kepengurusan. Beberapa tokoh NU atau cabang-cabang NU mungkin memiliki pendekatan yang berbeda dalam menginterpretasikan dan menerapkan konsep ini sesuai dengan konteks lokal mereka. Namun demikian, keseluruhan, NU memiliki komitmen terhadap semangat keberagaman dan persatuan yang menjadi ciri khas Indonesia.

Sementara itu apakah NU sendiri di internalnya homogen?


Meskipun Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi Islam yang besar dan memiliki identitas keagamaan yang kuat, tidak tepat untuk menganggap NU sebagai kelompok yang sepenuhnya homogen. NU sendiri mencakup berbagai kelompok dan spektrum pemikiran di dalamnya. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan perbedaan di antara anggotanya meliputi:

  1. Faktor Geografis: NU memiliki kehadiran yang luas di seluruh Indonesia. Faktor geografis, seperti perbedaan budaya dan tradisi lokal, dapat menciptakan variasi dalam pemahaman dan praktik keagamaan di antara cabang-cabang NU di berbagai wilayah.
  2. Spektrum Pemikiran: Seperti halnya dalam banyak organisasi besar, NU memiliki spektrum pemikiran yang luas di antara anggotanya. Ada anggota NU yang mungkin lebih konservatif dalam interpretasi agama, sementara yang lain mungkin lebih progresif atau moderat.
  3. Konteks Sosial dan Ekonomi: Perbedaan konteks sosial dan ekonomi di berbagai daerah dapat mempengaruhi pandangan dan prioritas anggota NU. Misalnya, anggota NU di daerah perkotaan mungkin memiliki perspektif yang berbeda dari anggota di daerah pedesaan.
  4. Pendidikan: Tingkat pendidikan juga dapat memainkan peran penting dalam membentuk pandangan dan nilai-nilai anggota NU. Anggota dengan latar belakang pendidikan yang beragam mungkin memiliki interpretasi agama dan pandangan dunia yang berbeda.
  5. Perbedaan Etnis: Meskipun NU berusaha untuk mewakili seluruh masyarakat Indonesia, perbedaan etnis juga dapat memainkan peran dalam variasi pandangan di antara anggotanya.

Jadi, sementara NU sebagai organisasi memiliki prinsip-prinsip dan nilai-nilai bersama yang diakui, keanggotaannya bersifat heterogen. Perbedaan ini mencerminkan realitas keberagaman di Indonesia, dan NU sendiri memiliki sejarah panjang dalam mengelola keberagaman ini secara damai dan toleran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline