Lihat ke Halaman Asli

Syaiful Anwar

Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Sejauh Mana Medsos Dapat Membentuk Opini Publik?

Diperbarui: 23 Januari 2024   16:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Media sosial (medsos) telah menjadi kekuatan besar dalam mengubah dinamika komunikasi dan membentuk opini publik. Dalam era di mana teknologi digital semakin mendominasi kehidupan sehari-hari, medsos menjadi platform utama di mana informasi, gagasan, dan pandangan tersebar dengan cepat. Tahapannya bisa berupa sebagaimana berikut;

  • Identifikasi Isu atau Konten. Tahapan pertama dalam proses pengaruh medsos terhadap opini publik adalah identifikasi isu atau konten tertentu. Isu-isu tersebut dapat berasal dari berbagai bidang, termasuk politik, sosial, ekonomi, atau budaya. Misalnya, isu-isu politik seperti pemilihan umum atau isu sosial seperti perubahan iklim sering menjadi fokus perbincangan di medsos.
  • Produksi dan Penyebaran Konten. Setelah identifikasi isu, tahapan berikutnya adalah produksi dan penyebaran konten. Pengguna medsos, baik individu maupun organisasi, berperan sebagai produsen konten yang dapat mencakup berbagai bentuk, seperti tulisan, gambar, video, atau meme. Konten tersebut kemudian diunggah dan dibagikan di berbagai platform medsos.
  • Interaksi dan Partisipasi Pengguna.  Interaksi dan partisipasi pengguna menjadi faktor kunci dalam membentuk opini publik melalui medsos. Komentar, like, dan pembagian konten oleh pengguna lain menciptakan diskusi dan dialog yang dapat memengaruhi persepsi individu. Interaksi ini juga menciptakan dinamika di mana pandangan yang dominan atau populer dapat dengan cepat menyebar.
  • Algoritma dan Personalisasi Konten.  Algoritma yang digunakan oleh platform medsos memainkan peran penting dalam membentuk opini publik. Algoritma tersebut dapat menyajikan konten berdasarkan preferensi dan kebiasaan pengguna, menciptakan apa yang dikenal sebagai "filter bubble." Dalam filter bubble, pengguna lebih mungkin terpapar pada pandangan yang sesuai dengan keyakinan mereka sendiri, memperkuat opini mereka dan mengabaikan sudut pandang alternatif.
  • Viralitas dan Dampak Massal.  Konten yang berhasil menarik perhatian pengguna dan menjadi viral memiliki dampak massal dalam membentuk opini publik. Viralitas meningkatkan jangkauan konten, sehingga lebih banyak orang terpapar pada pesan atau narasi tertentu. Ini dapat mengubah opini massal dalam waktu singkat, terutama jika konten tersebut bersifat emosional atau kontroversial.
  • Efek Terhadap Opini Publik.  Selama tahap-tahap tersebut, medsos secara kumulatif membentuk opini publik. Pendapat yang semula mungkin bervariasi dapat menjadi seragam atau dominan. Efek medsos terhadap opini publik dapat terlihat dalam sikap masyarakat terhadap isu tertentu, dukungan terhadap suatu gerakan, atau persepsi terhadap tokoh publik.

Media sosial tidak hanya menjadi saluran informasi, tetapi juga menjadi pembentuk opini publik yang kuat. Dengan tahapan identifikasi isu, produksi dan penyebaran konten, interaksi pengguna, peran algoritma, dan dampak massal, medsos memiliki peran yang signifikan dalam membentuk pandangan dan sikap masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan mengelola pengaruh medsos dengan bijak agar opini publik yang terbentuk mencerminkan keragaman pandangan dan kebenaran informasi.


Salah Contoh Kasus yang dapat Kita jadikan sebagai bahan diskusia adalah Pemilihan Umum Amerika Serikat 2020.

Pemilihan Umum Amerika Serikat pada tahun 2020 menyediakan contoh konkret tentang bagaimana media sosial (medsos) memainkan peran sentral dalam mempengaruhi dan membentuk opini publik.

  • Identifikasi Isu: Isu-isu seperti pandemi COVID-19, ketidaksetaraan rasial, dan perdebatan terkait pemilu menjadi fokus utama.
  • Produksi dan Penyebaran Konten: Kandidat presiden dan pendukungnya aktif menggunakan medsos untuk memproduksi dan menyebarkan konten kampanye. Klaim, janji, dan klip video diposting di platform seperti Twitter, Facebook, dan Instagram.
  • Interaksi dan Partisipasi Pengguna: Pengguna medsos aktif memberikan tanggapan, mengomentari, dan membagikan konten kampanye. Diskusi online melibatkan pemilih dari berbagai latar belakang dan pandangan politik.
  • Algoritma dan Personalisasi Konten: Algoritma platform medsos menyajikan konten yang sesuai dengan preferensi dan perilaku pengguna. Pengguna cenderung melihat informasi yang mengonfirmasi keyakinan mereka, menciptakan filter bubble.
  • Viralitas dan Dampak Massal: Klip video atau peristiwa tertentu menjadi viral dan mendapat liputan luas di medsos. Informasi palsu dan klaim kontroversial dengan cepat menyebar, menciptakan polarisasi.
  • Efek Terhadap Opini Publik: Medsos memainkan peran penting dalam membentuk persepsi terhadap kandidat dan isu-isu kampanye. Dukungan massal atau kritik terhadap kandidat dapat berkembang melalui tren yang muncul di medsos.

Dampak Jangka Panjang: Media sosial memainkan peran penting dalam membentuk narasi pasca-pemilu, termasuk kontroversi terkait klaim kecurangan pemilu. Pengaruh medsos terus terlihat dalam upaya pengarahan opini publik terkait keputusan politik, kebijakan, dan isu-isu penting lainnya.

Pemilihan umum Amerika Serikat 2020 memberikan gambaran tentang bagaimana medsos bukan hanya menjadi saluran informasi, tetapi juga kekuatan pembentuk opini publik yang signifikan. Interaksi pengguna, viralitas, dan pengaruh algoritma platform secara bersama-sama menciptakan lingkungan di mana medsos berperan dalam membentuk pandangan dan sikap masyarakat terhadap isu-isu krusial. Studi kasus ini menyoroti kompleksitas dan dampak yang dimiliki media sosial dalam membentuk opini publik dalam konteks peristiwa politik yang penting.

Peran media sosial dalam memengaruhi opini publik sangat signifikan dan telah menjadi salah satu elemen kunci dalam membentuk pandangan masyarakat terhadap berbagai isu. Selanjutnya sejauh mana pengaruhnya? Faktornya dan Solusi?

  • Sejauh Mana Pengaruh Media Sosial: Media sosial memiliki dampak besar dalam membentuk opini publik. Masyarakat cenderung mendapatkan berita dan informasi dari platform-platform seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan lainnya. Konten yang viral dapat dengan cepat menyebar dan menciptakan opini massal terhadap suatu isu. Menurut survei Pew Research Center, sekitar 69% orang dewasa di Amerika Serikat menggunakan media sosial. Persentase ini menggambarkan sejauh mana media sosial meresap dalam masyarakat.
  • Faktor Pendorong: Algoritma Platform: Algoritma yang disesuaikan secara personal dapat menciptakan "echo chamber" di mana orang hanya terpapar pada pandangan yang sesuai dengan keyakinan mereka. Viralitas: Konten yang kontroversial atau emosional lebih mungkin menjadi viral, dengan cepat memengaruhi opini publik. Contoh Kasus: Pemilihan umum dan keterlibatan media sosial dalam menyebarkan informasi terkait kandidat atau isu-isu politik.
  • Faktor Penghambat: Disinformasi dan Hoaks: Media sosial sering menjadi sarang disinformasi dan hoaks, yang dapat menyebabkan perubahan opini yang tidak akurat. Filter Bubble: Algoritma yang memfilter informasi berdasarkan preferensi pengguna dapat membatasi paparan mereka pada sudut pandang yang sama. Contoh Kasus: Penyebaran informasi palsu tentang vaksin di media sosial yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap vaksinasi.
  • Solusi: Pendidikan dan Literasi Media: Meningkatkan literasi media untuk membantu masyarakat memahami bagaimana memilah informasi yang sahih dari yang tidak sahih. Transparansi Algoritma: Mengungkapkan lebih banyak informasi tentang bagaimana algoritma platform bekerja untuk mengatasi filter bubble dan menyajikan konten yang lebih beragam. Contoh Kasus: Penggunaan label dan fakta-checking untuk informasi yang meragukan di platform media sosial.

Jadi Media sosial memiliki dampak yang signifikan dalam membentuk opini publik, tetapi juga memiliki risiko disinformasi. Pendidikan, literasi media, dan transparansi algoritma dapat menjadi solusi untuk mengoptimalkan pengaruh positif media sosial dan mengurangi dampak negatifnya.

Semoga bermanfaat. Salam Digital.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline