Lihat ke Halaman Asli

Syaiful ilmi

Saya Bukan Siapa Siapa Kecuali Diri Saya Sendiri

Dari Santri untuk NKRI

Diperbarui: 22 Oktober 2020   15:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kami bangga berada di bagian nama santri, maskipun tidak sepenuhnya perbuatan kami tidak berperilaku pada seharusnya, seperti santri yang mulia (Dokpri)

Menjemput waktu pada tanggal 22 oktober, sejarah indonesia yang harus diulas kembali mengenang pentingnya peran seorang santri dalam memerdekakan negara ke satuan republik indonesia (NKRI). 

Pada tanggak 22 oktober 2015 Ir. H. Joko widodo menetapkan pertama kalinya sebagai hari santri nasional, hari yang bersejarah bagi indonesia. Dimana pada tanggal 22 oktober tahun 1945. KH. Hasyim asy'ari KH.Chasbullah pun para kiai dan pengurus NU se indonesia menyeru fatwa dan resulusi jihad yang betepatan di surabaya, mengingat tersiar kabar belanda akan kembali menguasai indonesia dengan membonceng tentara ingris

Atas izin gubenur jawa timur, mempersilahkan inggris masuk dengan tempat secukupnya. Hingga pada tanggal 26 oktober, ternyata inggris membangun pos-pos pertahanan dengan karung-karung pasir yang di tumpuk dan di isi senapan mesin. Lalu pertahanan inggris pun di serang masa oleh penduduk surabaya dan pemuda-pemuda serubaya. Mereka bergerak karena seruan KH. Hasyim Asy'ari yang di siarkan melalui pengeras suara masjid dan musholla-musholla, sampai pada tanggal 28 oktober 1945 tercatat seribu lebih tentara inggris mati di bunuh.

Pada tanggak 22 oktober pertempuran masih berlanjud, hingga inggris pun meminta wakil presiden (muhammad hatta) untuk mendamaikan. 30 oktober di tanda tangani kesepakatan damai. Tapi karena penduduk surabaya tetap tidak terima, karena inggris masih belum meninggalkan surabaya, dan itu masih di anggap penjajah oleh penduduk surabaya. Brigadil jendral mallaby pun tewas karena mobil yang di tumpangi di hujani granat oleh penduduk surabaya.

Inggris pun marah mengancam penduduk surabaya untuk menyerahkan orang yang membunuh jendral mallaby. Jendral tertinggi inggris (mayor jendral robert mansergh) menggatikan posisi jendral mallaby; perlu di ketahuibahwa militer negara inggris adalah militer terkuat di eropa dari abad sebelumnya pada zaman menggunakan pedang hingga saat itu negara inggris di akui kemiliterannya sebagai negara yang mempunyai militer terkuat di eropa pada waktu itu.

Pada tanggal 9 november jam 18 sore jendral robert kembali mengingatkan atas ancaman yang di jatuhkan terhadap penduduk surabaya; jika pada tanggal 10 november jam 6 pagi tidak menyerahkan orang yang membunuh jendral mallaby, dan senjata-senjata apai kepada tentara inggris. Maka pada tanggal 10 november  jam 6 pagi surabaya akan bombardir lewat darat laut dan udara. Tujuh kapal perang ke pelabuhan tanjung perak sudah di arahkan ke surabaya. Satu pesawata kuatdron dan pesawat pengbom sudah siap di pakai.

Sebelumnya di tanggal 9 november jam 15:30 sore. KH Hasyim Asy'ari yang abru pulang dari konfrensi masyumi yokyakarta sebagai sebagai komando umat islam, akhirnya mendengar kabar bahwa surabaya akan di bombardir oleh tentara inggris. Seruan jihad kembali di fatwakan; bahwa semua umat muslim yang berjarak 94 kilometer dari surabaya untuk bersatu melawan penjajah dan membela surabaya.

Seruan beliaupun lamgsung di sambut luar biasa bahkan orang cirebon  yang jaraknya 500 kilometer lebih datang je surabaya untuk mengikuti seruan jihad dari PB NU. Dan warga beragama konghucu, kristen dan budha ikut berjihad dalam pertempuran itu. Surabaya dipimpin oleh bungtomo komando pemuda-pemuda dan penduduk surabaya. KH. Hasyim Asy'ari menyerukan jihad meminpin santri-santri dan warga surabaya kala itu.

Namun hingga sekarang cacatan santri tidak hanya didalam sejarah saja. Presiden indonesia Ir. H. Joko widodo mengatakan "santri memilikin menghormati dan menghargai sesama serta bertanggung jawab dan menjunjung tinggi  hubungan dengan tuhan. Tradisi dan pendidikan seperti itu yang sangat di butuhkan negra kesatuan republik indonesia (NKRI), mengingat  negara ini memiliki ragam perbedaan baik dalam agama maupun budaya". 

Jika mendengara perkataan beliau, saya sendiri mengingat tanah kelahiran, yaitu madura. Yang di kenal sebagai pulau garam. Kenapa tidak jika pulau bali di kenal akrab sebagai pulau wisata. Sebaliknya boleh pulau madura boleh dong menyandang pulau santri. Karena seoanjang amatan saya hidup di pulau madura hampur di setiap kecamatan ada 2 sampai 5 pondok pesantren (PP).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline