Dalam beberapa waktu ini, masyarakat banjarbillah dusun mokos berkecimuh dengan kebijakan pemerintah setempat. warga dari DS. banjarbilla DSN. mokos KEC. tambelangan KAB. sampang.
Menurut warga dari setempat, "Pukulan BLT-DD terhadap masyarakat tidak merata, dalam hal ini blt yang implementasikan terhadap masyarakat Ds. banjarbillah Dsn. mokos hanya beberapa yang menerima BLT-DD. Beberapa waktu lalu ujarnya masyarakat setempat berpendepat "BLT-DD hanya di jadikan alat politik. Dan hanya dari beberapa orang yang menerima blt-dd, orang yang di anggap besar atau berperan penting di dalam masyarkat mokos"
Masyarakat Dsn mokos mencerminkan sebagaimana seharusnya. Pemimpin desa yang di arahkan oleh mandes abdulhalim iskandar. Pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi abdulhalim iskandar mengatkan "Bantuan langsung tunai [BLT] yang berasal dari dana desa untuk warga di salurkan pada april hingga bulan juni 2020 berjumlah 1,8 jt secara dor to dor''
masyarkat setempat melihat desa sebelah [DURBUK]. Bahwa dor to dor yamg di audensikan sangat produktif dalam menjalankan amanah dan arahan dari pemerintah pusat, oleh video pendek yang viral beberpa waktu lalu. Bahkan ada beberapa paparan dari masyarakat setempat, "kades banjarbillah dan apel Dsn. mokos di nyatakan kurang berkolaborasi terhadap masyarakatnya sendiri"
Mengutip dari TEMPO.COM gus mentri, sapaan akrap abdul halim iskandar mengatkan dana desa di perbentuk untuk memberikan BLT kepada msyarakat miksin atau ekonomi lemah saat pedemi COVID'19.
Jika dilihat dari beberapa keterangan masyarakat setempat sangat kebingungan atas ekonomi yang melemah akibat pedemi COVID'19, dan sangat tidak memungkinkan DSN. mokos atas kebijakan pemerintah stempat, yang terkesan pukul pandang bulu dalam menyalurkan program bantuan BLT-DD bagi masyarakat yang terdampak pedemi covid'19 baik dalam kehilangan mata pencarian akibat covid'19 atau masyarakat miskin yang membutuhkan.
Senin-01-juni-2020. saya syaiful menyampaikan anspirasi masyarakat DSN.mokos yang membutuhkan kebijakan dan alur tangan pemerintah setempat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H