Dawet Asli Jabung Bu Tunik. Menyegarkan dan Sangat Terjangkau.
Tak kalah dengan kota-kota lain yang mempunyai ikon makanan atau minuman tertentu, Kota Ponorogo juga mempunyai ikon minuman yang sudah terkenal di masyarakat ponorogo bahkan sampai luar kota. Minuman tersebut adalah Dawet Jabung.
Salah satu penjual dawet asli jabung adalah Bu Tunik. Dawet Jabung Bu Tunik berada tepat di sebelah timur perempatan jabung, lebih tepatnya Jl. Raya Jabung - Mlarak, RT.02/RW.02, Caru, Jabung, Mlarak, Kabupaten Ponorogo. Dawet jabung Bu Tunik buka dari jam 07:30 sampai jam 16:30 WIB.
“Saya sudah 12 tahun buka warung dawet disini, sejak tahun 2009 sampai sekarang. Dan saya masih generasi pertama dari keluarga saya yang berjualan dawet jabung” kata Bu Tunik selaku penjual dawet jabung, Selasa (6/4/2021)
Dari tempatnya yang strategis di pinggir jalan, warung dawet asli jabung bu Tunik ini ramai dikunjungi pembeli dan menjadi ampiran orang yang berlalu lalang. “Biasanya pengunjung paling ramai itu pas tanggal merah atau hari libur” jelas Bu Tunik.
Dawet jabung terkenal bukan hanya dari rasanya yang nikmat, tapi juga dari mitos masyarakat tentang larangan atau pantangan mengambil lepek atau tempat penjual memberikan dawetnya. “Kalau soal itu, itu hanya mitos” Jelas Bu Tunik.
“Dulu, yang jualan dawet jabung adalah gadis-gadis, sehingga pelanggan atau pembeli membuat sebuah guyonan tentang, barang siapa yang mengambil lepeknya, harus menikahi penjualnya. Sehingga guyonan itu terkenal sampai sekarang” sambung Bu Tunik.
Untuk harganya sendiri sangat terjangkau dikalangan masyarakat Ponorogo, hanya dengan Rp 4 ribu saja, sudah dapat seporsi dawet jabung Bu Tunik. Dawet jabung disajikan dengan mangkuk kecil yang berisi ketan, gempol, dawet, juruh/air gula aren, dan ditambah es batu.
Selain dawet, di warung Bu Tunik juga ada berbagai macam gorengan yang bisa dipilih sesuai selera. Ada tahu, lentho, tape, dan lain sebagainya. “saya kesini sudah dua kali. Dawetnya menyegarkan dan harganya terjangkau” ujar Novaldi, salah satu pembeli.
“Dalam sehari minimal dapat penghasilan Rp. 100 ribu pada hari-hari biasa dan bisa sampai 400- 500 ribu pada tanggal merah atau hari libur” Jelas Bu Tunik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H