Ternate sangat menggoda. Dulu karena rempah rempahnya, sekarang karena nikel dan tambang berharga lainnya. Saudagar Arab, China, Gujarat dan armada dagang Eropa pada abad 15 datang karena rempah rempah, komoditas ekonomi bernilai tinggi.
Ternate modern menggiurkan pemodal asing mengeruk tambang nikel, emas putih, bahan penting teknologi informasi masa depan yang ada di perut bumi Halmahera, Obi dan sekitarnya.
Kehadiran bule Eropa 4 abad lamanya, menciptakan sejarah. Hikayat kerjasama dagang, berahir dengan permusuhan dan penjajahan. Jejak jejak hubungan antar bangsa mewujud dalam wisata sejarah berbentuk istana penguasa, tempat ibadah, perkebunan cengkeh tua, alun alun, benteng benteng, lokasi bersejarah dengan aneka cerita.
Alam indah anugerah tak terkira.
Danau Tolire di utara dan Laguna Kalumata di selatan. Puluhan kilometer garis pantai pengeliling Ternate, setiap jengkalnya indah. Keindahan puspa rupa, tak seragam. Tak pernah membosankan.
Ada tebing pantai eskotik menggapai langit, tak sedikit pantai bersimpuh disapu ombak. Pantai berbatu karang dengan hole palung dalam bertaman karang bawah laut, tersembunyi di teluk yang tenang. Pantai dengan ombak bergulung, angin bergemuruh, pandangan tanpa batas, nun jauh.
Telaga tersembunyi dibalik hutan bukit. Pantai bermangrove, hutan air asin yang berkembang, tempat bertengger kuntul, dara laut, camar, burung burung pemburu ikan. Dermaga tempat sandar kapal besar, juga jembatan untuk perahu, boat dan kapal kapal kecil.
Dermaga kesultanan Dodoko Ali dan jembatan jembatan kecil milik rakyat, penambat perahu kayu, jung dan kapal kayu.
Beberapa pantai telah dikelolah. Pantai Sulamadaha, menghadap ke pulau Hiri. Di teluk dalam ombaknya teduh, di pintu masuk ombak sedang dengan pasir legam, mirip Parangtritis mini.
Pantai Jikomalamo berada di kelurahan Takome. Dapat dijangkau dengan perahu atau jalan darat melalui celah perbukitan terjal. Aksesnya yang sulit membuat terumbu karangnya alami dengan ikan dan biota laut yang cantik. Airnya yang jernih membuat kita bisa melihat terumbu karang tanpa perlu menyelam. Pasir putih sepanjang 100 meter dengan telaga Nita yang tersembunyi menambah eksotis dan privat. Masih ada puluhan pantai lagi.
Masalah tata kelola wisata yang kurang ramah lingkungan. Banyak pembangunan tanpa mengantisipasi dampaknya terhadap kerusakan alam. Sampah plastik berserakan, limbah domestik mengganggu pengunjung di air.