Lihat ke Halaman Asli

Syaifuddin Sayuti

TERVERIFIKASI

blogger, Kelas Blogger, traveller, dosen.

Pemberdayaan Pemilik Homestay di Desa Margaluyu: Tingkatkan Kualitas dan Daya Tarik Wisatawan

Diperbarui: 20 September 2024   14:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam upaya mendukung perkembangan pariwisata di Desa Wisata Margaluyu, Kabupaten Bandung, tim gabungan dari Universitas Persada Indonesia Y.A.I dan Universitas Negeri Jakarta meluncurkan program pengabdian masyarakat dengan skema Program Kemitraan Masyarakat (PKM) 2024 yang didukung oleh dana hibah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Program ini bertujuan untuk membantu pemilik homestay  yang tergabung dalam Pokdarwis Cipanunjang Ecopark dalam meningkatkan manajemen dan kualitas fasilitas mereka, guna menarik lebih banyak wisatawan dan memperbaiki kondisi sanitasi desa.

Suasana PKM di lokasi Desa Margaluyu (sumber gambar: UPI YAI)

Desa Margaluyu memiliki keindahan alam luar biasa, dengan daya tarik utama berupa Situ Cileunca dan Situ Cipanunjang. Namun, sayangnya, jumlah homestay yang tersedia masih sangat terbatas, hanya sekitar 40 homestay yang beroperasi. Selain itu, banyak homestay yang belum memenuhi standar kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan (CHSE). Para pemilik juga sering kali kurang memiliki keterampilan yang cukup dalam mengelola dan memasarkan homestay mereka secara efektif.

Warga Antusias menanggapi materi pembicara (sumber gambar : UPI YAI)

Melalui program ini, tim gabungan memberikan berbagai solusi, diantaranya menata  ulang kamar mandi dan sanitasi. Kamar mandi di beberapa homestay dipilih untuk direnovasi dan dilengkapi dengan sistem sanitasi baru, seperti pemasangan watertorn untuk mendistribusikan air bersih dari desa ke homestay. Ini menghilangkan kebutuhan akan ember terbuka yang rentan terhadap kontaminasi.

Kemudian juga melakukan pendampingan manajemen homestay: Tim juga memberikan bimbingan dalam mengelola homestay sesuai dengan standar CHSE, mulai dari tata ruang hingga pelayanan prima untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.

Suasana Diskusi Berjalan Seru (sumber gambar: UPI YAI)

Selain itu dilakukan pula pelatihan pemasaran dan komunikasi. Pemilik homestay diajarkan bagaimana memasarkan homestay mereka menggunakan media sosial seperti WhatsApp, Instagram, dan TikTok.

Sejauh ini program ini menunjukkan hasil yang cukup positif. Berdasarkan pre-test dan post-test, terjadi peningkatan pemahaman pemilik homestay sebesar 30% hingga 45% dalam aspek manajemen, sanitasi, dan strategi pemasaran. Pemasangan watertorn telah mengurangi penggunaan ember terbuka dan meningkatkan kualitas air bersih, yang meningkatkan kenyamanan wisatawan dan menurunkan risiko kesehatan.

Tim Gabungan dua kampus Berpose bersama (sumber gambar: UPI YAI)

Program ini dipimpin oleh Dr. Euis Puspita Dewi, S.T., M.Si. dari Universitas Persada Indonesia Y.A.I, bersama dengan Dr. Ir. Siti Sujatini, M.Si. yang ahli di bidang ilmu lingkungan dan sanitasi. Nada Arina Romli, M.I.Kom., CPR dari Universitas Negeri Jakarta juga turut memberikan pelatihan pemasaran. Kegiatan ini didukung oleh mahasiswa dari Program Studi Arsitektur yang berperan dalam penggambaran desain ulang homestay.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline