Santri yang sehari-harinya lebih banyak berkutat dengan ilmu agama, perlu diberi wawasan tentang pentingnya literasi informasi digital. Kemampuan ini akan membantu mereka dalam menyaring informasi yang valid dan bermanfaat, serta menghindarkan dari hoaks dan informasi yang tidak jelas sumbernya.
Pada tanggal 4 Agustus 2024, bertempat di Pesantren Modern Madani Tunjungmuli, Purbalingga, civitas akademika Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Persada Indonesia YAI mengadakan acara pengabdian masyarakat yang mengusung tema penting dalam era digital saat ini, yaitu "Literasi Informasi Digital". Acara ini diikuti oleh para santri dan staf pengajar pondok pesantren dengan antusiasme yang tinggi.
Penguasaan teknologi Penting Untuk Santri
Pengasuh pondok pesantren Madani, Dr. KH Masrukhin Abdul Majid, M.Pd yang membuka kegiatan ini menekankan pentingnya menguasai teknologi informasi kepada para santri. Menurutnya, teknologi informasi penting dikuasai sebagai alat untuk memperdalam ilmu agama dan mengembangkan diri di era globalisasi. Ia juga mengapresiasi para pemateri yang telah berkenan berbagi ilmu kepada santri dan staf pengajar.
Sesi selanjutnya berupa pelatihan langsung di mana para santri diajak untuk melakukan simulasi pencarian informasi di internet dengan menggunakan beberapa kata kunci yang sering digunakan dalam pencarian literatur keagamaan. Para peserta juga diajarkan cara memverifikasi keabsahan informasi dan bagaimana menggunakan media sosial secara bijak dan bertanggung jawab.
Di akhir acara, diadakan sesi tanya jawab yang berlangsung hangat. Para santri dan staf pengajar antusias mengajukan pertanyaan seputar tantangan yang mereka hadapi dalam mengakses informasi digital. Pertanyaan yang muncul menunjukkan bahwa mereka sangat tertarik dan mulai memahami pentingnya literasi informasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
Dampak dan Harapan
Pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat membuka wawasan para santri dan staf pengajar tentang pentingnya literasi informasi digital dalam mendukung pendidikan dan pengembangan diri mereka. Dengan bekal literasi informasi digital yang baik, santri diharapkan mampu menjadi agen perubahan di masyarakat, yang tidak hanya paham ilmu agama tetapi juga melek teknologi.
Kendati di lingkungan pesantren ini para santri tidak diperbolehkan bersentuhan dengan gadget dalam proses belajar, namun di akhir pekan biasanya para santri diberikan kebebasan berselancar di dunia maya, saat kunjungan keluarga ke pesantren. Sehingga apa yang menjadi materi dalam kegiatan ini sangat bersentuhan langsung dengan kebutuhan para santri dan juga sebagai bekal menghadapi derasnya aliran informasi digital di masyarakat.
Kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi model bagi pesantren lain dalam mengembangkan program-program literasi digital, sehingga santri di seluruh Indonesia bisa semakin siap menghadapi tantangan era digital dengan pondasi keilmuan yang kokoh dan etika yang kuat.