Lihat ke Halaman Asli

Syaifuddin Sayuti

TERVERIFIKASI

blogger, Kelas Blogger, traveller, dosen.

Ngabuburit di Festival Kuliner

Diperbarui: 6 Juni 2018   09:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Festival Kuliner Ngabuburit (foto dokpri)

Ngabuburit itu sesungguhnya yang haqiqi adalah jalan-jalan sore menghabiskan waktu sore menjelang magrib di bulan suci Ramadhan. Saat kecil dulu saya kerap menghabiskan waktu menunggu berbuka puasa dengan main di kali mencari kecebong. Yang lebih sering saya tak dapat apa-apa, karena memang tujuannya bukan mencari kecebongnya, tapi lebih pada menghabiskan waktu hingga beduk adzan magrib bertalu.

Di era jaman now, main di kali sudah tak musim lagi. Selain 'kali' di ibukota makin kotor, anak jaman now terlalu asyik dengan kegiatan permainan elektronis. Tapi buat generasi saya ngabuburit ya jalan-jalan ke festival kuliner. Mencari jajanan untuk berbuka puasa sama asyiknya dengan aneka permainan jaman kecil dulu.

Pekan lalu saya hadir di Festival Kuliner Ngabuburit di La Piazza, Kelapa Gading, Jakarta utara. Sebuah festival kuliner yang memang digelar selama bulan puasa.

Pengunjung Ngabuburit (fotok dokpri)

Terus terang hadir di festival kuliner saat puasa ujian banget tuh. Aneka cemilan, makanan dan minuman seolah minta diicip-icip semuanya. Aroma rasa makanan beterbangan memuncaki indera penciuman kita, sangat menggoda. Untungnya saya masih punya pertahanan yang lumayan kuat untuk tak jatuh liur saya melihat aneka makanan dan minuman penerbit selera.

Beberapa menit jelang waktu berbuka akhirnya pilihan pun saya jatuhkan pada es pisang ungu. Mendengar namanya pasti kalian berpikir ini apanya es pisang hijau asal Makasar? Sama sebenarnya, tapi warna hijau pisangnya diganti dengan warna ungu. Tampilannya lumayan menggoda, warna ungu dan kuning membuat siapapun tergoda. Paling tidak untuk memfoto seporsi esnya.

Es Pisang Ungu (foto Dokpri)

Kelar dengan es pisang ungu, sengaja saya jeda sesaat dengan mengobrol bareng kawan-kawan kompasianer KPK yang sengaja memilih menu berbeda. Ada yang memilih nasi kebuli Gadjah Mada yang lumayan yummy. Aroma rempahnya tercium meski tidak terlalu pekat.

Nasi Kebuli Gadjah Mada (foto dokpri)

Sementara itu jajanan paling hits sore itu adalah bakso sumsum. Di meja kami setidaknya ada 3 orang yang memesan menu ini. Dan di boothnya sendiri keriuhan terus terjadi meski beduk magrib sudah lama berlalu. 

Sesuai namanya siapapun yang pesan menu ini akan diberikan hidangan seporsi bakso kecil plus sumsum sapi berukuran jumbo. Untuk menyantapnya agak susah, butuh bantuan sedotan untuk 'mengangkut' sumsumnya ke dalam mulut kita.

Sruput sumsumnya (foto dokpri)

Lalu apa pilihan saya untuk makan beratnya? Saya pilih mie godog Jogja. Ini adalah menu favorit saya. Untuk urusan mie saya memang lemah, selalu tak bisa menghindar. Beruntung mie godognya enak banget.

Bakmie Godhog Jogja (foto dokpri)

Menurut saya, Event Festival Kuliner seperti ini sangat tepat digelar di bulan Ramadhan. Bagi saya dan juga kebanyakan penyuka kuliner lokal festival ini memberikan banyak referensi mengenai kekayaan kuliner nusantara yang beraneka. Dan menyantap aneka jajanan nusantara memang paling pas saat berbuka puasa. Event seperti ini juga sekaligus memperkenalkan khasanah kuliner nusantara pada anak-anak dan keluarga. Sebab anak-anak di kota besar seperti Jakarta sudah terpapar aneka jajanan impor tiap harinya. Dan momen Ramadhan dijadikan sebagai era jayanya penganan lokal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline