Lihat ke Halaman Asli

Syaifuddin Sayuti

TERVERIFIKASI

blogger, Kelas Blogger, traveller, dosen.

Mencicipi Soto di Kampoeng Tempo Doeloe

Diperbarui: 1 Mei 2018   10:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Kampoeng Tempo Doeloe di Mal La Piazza, Kelapa Gading hari Minggu siang belum terlalu ramai pengunjung. Beberapa booth makanan belum terlihat ada tanda-tamda kehidupan. Saya dan beberapa kawan komunitas KPK (kompasianer Penggila Kuliner) sudah tak sabar ingin mengeksplor rasa beberapa jenis makanan yang jadi unggulan gelaran Jakarta Fashion and Food Festival 2018.

Yap, Kampoeng Tempo Doeloe tahun ini mengusung Soto Indonesia sebagai tema besarnya. Ada sekitar 10 jenis soto dari berbagai daerah di tanah air yang dipilih untuk ditampilkan di gelaran ini. Mulai dari Soto Betawi, Soto Jakarta, Soto Kesawan Medan, Soto Padang, Coto Makassar, Pallubasa Onta hingga Tauto Pekalongan. 

Akhirnya kami berpencar mencari penganan incaran masing-masing. Pilihan saya jatuh pada tauto bumbu Pekalongan, salah satu varian soto yang belum pernah saya icip-icip. Tak butuh waktu lama seporsi tauto sudah tersaji di meja saya. Tauto adalah sejenis soto dari daerah Pekalongan yang memiliki rasa unik karena dalam seporsi sotonya diberikan campuran sambal goreng tauco. 

Bagi yang belum kenal tauco, ini adalah sejenis pasta dari kedelai kuning yang sudah difermentasi. Rasanya agak asam-asam gurih. Ketika kuah soto berpadu dengan tauco dalam semangkuk tauto yang tinggal adalah rasa nan dahsyat di langit-langit mulut. Meriah sekali rasanya. Ada asam, manis, dan juga pedas berpadu dengan cantiknya. 

dokumentasi pribadi

Dan makan tauto makin sedap dipadu dengan seporsi nasi megono. Nah, lho apaan lagi nih? Nasi megono adalah nasi yang dicampurkan dengan cacahan nangka muda yang dikukus sebelumnya. Nangka dicacah agar teksturnya tetap terjaga. Bagaimana dengan rasa nasi megono ? Gurih dengan sensasi kecombrang.

Tauto dengan Nasi Megono, Gurih Gurih Nyoi (foto dokpri)

Menurut sejarahnya tauto atau soto Pekalongan adalah varian soto yang merupakan perpaduan kuliner dua budaya, yakni Cina dan India. Soto sendiri konon adalah  kuliner yang diserap dari  para pendatang Tiongkok. Di beberapa daerah soto menemukan rasa lokalnya dengan campuran berbagai bumbu khas daerah agar sesuai dengan lidah warga setempat.

Nah di Pekalongan sotonya dimodifikasi dengan menambahkan sambal goreng tauco. Sementara daging yang digunakan dalam tauto awalnya adalah daging kerbau dan bukan daging sapi. Namun seiring perkembangan tauto pun mengikuti pula permintaan pecinta kuliner yang tidak semuanya bisa mengkonsumsi daging kerbau. 

Maka kemudian lahirlah tauto daging sapi ataupun tauto daging ayam. Meski berbeda jenis daging yang digunakan namun yang pasti tetap menggunakan tauco sebagai bumbu khasnya.

Suasana Kampoeng Tempo Doeloe (foto dokpri)

200 Menu Tampo Dulu

Di gelaran Kampoeng Tempo Doeloe saya baru paham perbedaan antara Soto Betawi dengan Soto Jakarta. Sekilas dua nama soto ini sama, karena sama-sama berasal dari Jakarta. Ternyata ada perbedaannya lho diantara kedua varian soto ini. Kalau Soto Betawi umumnya menggunakan santan sebagai bahan dasar kuahnya. Sedangkan Soto Jakarta sebaliknya, menggunakan susu sebagai bahan dasar kuahnya. Rasanya? Tetap legit dan gurih.

Untuk Soto Betawi daging yang digunakan sudah dioseng/ digoreng terlebih dulu. Sementara pada Soto Jakarta dagingnya langsung direbus dengan kuahnya. Soto Betawi di gelaran JFFF 2018 diwakili oleh Soto Betawi Haji Mamat. Sementara Soto Jakarta diwakili Soto Pak Haji Yus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline