Lihat ke Halaman Asli

Syaifuddin Sayuti

TERVERIFIKASI

blogger, Kelas Blogger, traveller, dosen.

Berdamai dengan Monster

Diperbarui: 21 Maret 2018   22:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku Berdamai Dengan Kanker (foto koleksi pribadi)

Judul Buku  : Berdamai Dengan Kanker

Penulis         : Rahmi Fitria

Penerbit      : Elex Media Komputindo, Jakarta

Tahun          : 2018

Tebal Buku : 204 halaman

Kanker bukan sebuah kosakata yang asing bagi saya. Penyakit yang kerap diasosiasikan sebagai monster yang menakutkan ini kadang membuat para pengidapnya seolah kehilangan harapan hidup. Padahal banyak cara 'menikmati' penyakit ini. 

Meski tak ada orang dekat yang mengidap kanker namun sejumlah kawan sekolah dan pekerjaan beberapa ada yang mengidap kanker. Ada yang bertahan dan masih sehat hingga sekarang, tapi adapula yang sudah 'pergi' dengan meninggalkan sejuta kenangan pahit dan manis bagi keluarganya.

Saya ingat saat bekerja di sebuah stasiun TV, di kantor kami ada seorang kawan senior, perempuan. Kami biasa memanggilnya ibu, karena selalu memposisikan sebagai 'ibunya' anak-anak di kantor. Saya mengingatnya hingga kini karena energinya yang luar biasa, nyaris tak ada lelahnya. Bekerja di sekretariat redaksi, bu Lies namanya, bekerja all out sepanjang pekan. Bahkan kerap menginap di kantor.

Awalnya saya tak tahu siapa bu Lies ini. Yang saya tahu hanya seorang perempuan paruh baya yang energik. Ia selalu bekerja dengan hati yang tulus, membantu pekerjaan utama para jurnalis dengan menyiapkan banyak hal. Di waktu luangpun bu Lies kerap menjadi teman curhat kami.

Belakangan saya tahu ia adalah seorang penyintas kanker. Ia pernah mengidap kanker payudara hingga payudaranya diangkat. Namun semangat hidupnya luar biasa, dan ia tak mau dibelaskasihani hanya karena pernah mengidap penyakit yang dikategorikan sebagai penyakit mematikan itu. Mengenai penyakitnya, ia tak pernah berkeluh kesah, bahkan selalu menyukuri hidupnya saat ini yang merupakan bonus dari Allah SWT. 

Karenanya ia menolak 'istirahat' dari pekerjaan dan tetap bekerja hingga kini meski sudah dinyatakan pensiun. Kecintaannya terhadap profesi di media elektronika membuatnya bertahan dan bekerja diantara anak-anak muda yang selisih usianya cukup jauh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline