Lihat ke Halaman Asli

Syaifuddin Sayuti

TERVERIFIKASI

blogger, Kelas Blogger, traveller, dosen.

Pecel Sehat ala Mbok Suti

Diperbarui: 16 Oktober 2015   01:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Nasi Merah Pecel ala Mbok Suti (foto dokpri)"][/caption] Minggu siang (11/10) Solo panas terik. Konon kota ini sudah semenjak Juni tak pernah turun hujan. Pantas, saya membatin dalam hati.

Siang tadi saya ikut keliling kota Solo bareng teman-teman, berburu tempat makan yang enak dan ngangeni, serta tentu saja berburu oleh-oleh. Selagi menyambangi toko batik Ria di Jalam RM.Said, iseng saya ngabur dari rombongan keluar toko. 

Penasaran dengan lokasi sekitar toko batik ini. Masak sih tempat hits begini gak ada kulinernya yang bisa dicoba. Karena biasanya jika travelling ke sebuah kota dan menemukan tempat belanja oleh-oleh khas sebuah daerah, maka tak jauh dari situ bakal ada penjual penganan yang juga khas.

Tak sengaja mata saya menatap seorang mbok-mbok yang lesehan duduk di ubin depan atau emperan toko Ria. Si-mbok saya taksir usianya pasti lebih dari setengah abad. Ia berjualan layaknya pedagang pasar yang biasa saya temui di pasar tradisional di daerah Jawa. Membawa bakul, baskom dan sejumlah dagangan. Ternyata ia berjualan pecel.

Saya mondar-mandir mengamati isi jualan si-mbok. Hmm... kayaknya menarik nih. Sejak tadi saya perhatikan pembelinya silih berganti mengerumuni lapak si-mbok. Jadi penasaran, seenak apa sih kok banyak yang makan di situ atau membeli untuk dibawa pulang.

Langsung saya pesan satu porsi nasi pecel lengkap, komplit. Saya perhatikan sayuran yang digunakan berbeda dari pecel yang biasa saya makan. Di situ memang ada daun pepaya, daun bayam dan toge. Tapi di baskom jualannya juga ada kembang turi, krokot, kemangi dan lamtoro alias petai cina. Hmm... beda nih. Nasi yang dia gunakan juga berbeda dari nasi pecel lainnya, si-mbok yang kemudian saya tanya namanya sebagai mbok Suti itu menggunakan nasi beras merah. Wow.

Satu pincuk nasi merah pecel kemudian tersaji menggoda selera saya. Padahal sebenarnya saya tak terlalu lapar banget. Karena sebelumnya sarapan agak kesiangan. Jadi perut tidak benar-benar butuh diisi. Tapi, sudahah lupakan itu semua. Saya akan coba makan dengan menikmatinya secara perlahan. Bahasa kerennya sih slow eating. Kalau di kantor mesti makan siang dengan tergesa lantaran sudah ditunggu rapat atau keperluan lain, kali ini lantaran sedang lan-jalan bolehlah manja sedikit dengan makan "pelan-pelan saja."

Sambal Hitam Yang Menggoda

Bisa jadi kali ini saya lapar mata, cuma tergoda ingin makan karena 'mata saya' menatap sebuah sajian kuliner yang menggemaskan. Sementara perut belum tentu 'ingin' diisi.

[caption caption="Pecel Aneka Sayuran (foto dokpri)"]

[/caption] Tapi ini nasi Pecel brow. Pecel merupakan salah satu jenis kuliner khas Jawa yang selalu menggoda saya. Di rumah hampir tiap beberapa pekan nasi pecel menjadi kuliner wajib yang kami santap sekeluarga. Sayang sekali melewatkan pecel yang sudah di depan mata.

Bagaimana penampakan pecel mbok Suti ini? Selain sayuran dan nasi merah yang saya sebut di awal, nasi pecel mbok Suti punya perbedaan dengan nasi pecel lainnya. Jika biasanya saya makan pecel dengan sambal kacang berwarna kecoklatan, kali ini berbeda. Mbok Suti menggunakan sambal pecel berwarna kehitaman. Rupanya sambal pecel itu dibuat dari wijen hitam. Rasanya? Hmm... endeus surendes. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline