Lihat ke Halaman Asli

Etnis China Tionghoa Masih Nomor Satu Kuasai Bisnis dan Ekonomi Indonesia

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Roda perekonomian dan bisnes di Indonesia sampai saat ini masih 90 persen dikuasai oleh orang-orang maupun kelompok-kelompok keturunan dan pendatang (perantau) dari China Tionghoa. Hal ini bukanlah sesuatu berita aneh lagi di Indonesia. Memang kenyataannya demikian sejak zaman-zaman kerajaan di Nusantara ini sampai dengan sekarang. Itupun terbukti banyaknya orang-orang atau kelompok-kelompok keturunan dan perantau dari China Tionghoa menjadi konglomerat dan raja uang di Indonsia. Lalu bagaimana dengan orang-orang asli Indonesia sendiri, apakah juga ada yang dapat menjadi raja uang di negerinya sendiri ?. Atau artinya orang-orang pribumi Indonesia ada yang bisa menguasai roda perekonoian dan bisnes di negarinya ini ?.

Menurut sejarah ekonomi dan bisnis di dunia, ada pendapat bahwa Jalan Sutera yang terkenal dalam sejarah perniagaan dunia, di rintis mulai dari Xian, ibu kota provinsi Shaanxi China tengah sampai ke Rusia, Utara India, Afganistan, Persia dan berakhir di kota pelabuhan Tire di Libanon.

Ekspedisi dibidang perniagaan melalui jalan itu merupakan penanda hubungan pertama orang-orang Tiongkok dengan peradapan seluas dunia. Jalan itu kemudian menjadi jalur utama dan pusat perdagangan orang-orang Tiongkok. Dalam hal ini kaum perintis jalur perniagaan tersebut tidak dapat mengandalkan siapa-siapa kecuali orang-orang mereka sendiri. Sejak saat itulah orang-orang Tionghoa mulai di kenal sebagai kaum perantauan yang tangguh dan paling banyak di dunia. Orientasi mereka terutama pada perdagangan barang ataupun jasa.

Sementara itu orang-orang  keturunan dan perantau dari India yang Tinggal di Indonesia sesungguhnya dapat dilacak hingga periode non sejarah Indonesia (sebelum ditemukan bukti tertulis). Kini, orang India merupakan etnis imigran kedua terbanyak di Asia Tenggara setelah Cina. Dan pada awalnya, orang India yang berhubungan adalah kelas brahmana yang diundang oleh para elit lokal Indonesia. Mereka diundang karena para elit Indonesia menginginkan pengajaran ilmu-ilmu baru di bidang agama, teknologi, dan ketatanegaraan. Lewat pengaruh India, aneka bentuk kerajaan di nusantara berkembang. Raja lambat-laun dianggap penjelmaan para dewa. Mulailah kerajaan (pusat aktivitas raja) menjadi sentral wilayah-wilayah sekeliling. Dua bentuk kerajaan yang kental pengaruh India adalah Sriwijaya dan Majapahit. Pengaruh tersebut utamanya berlangsung di lingkup agama, bahasa, dan konsep-konsep ketatanegaraan (termasuk filsafat politik).

Hal ini kita bisa ketahui dari pengamatan dan penelitian yang dilakukan oleh Dr Anandi Mani ( A. Mani ) dari Associate Professor of Economics.

A. Mani sendiri  menganggap berdasarkan penelitiaannya bahwa orang-orang Asia Selatan, khususnya Tamil, telah bermigrasi ke Indonesia sekurangnya sejak pendudukan Belanda atas Indonesia, dan orang-orang keturunan mereka inilah yang kini banyak terdapat di Indonesia. Mani lalu mempresentasikan tabel perkembangan penduduk non pribumi seperti Cina, Eropa, Arab, dan Inggris-India di Indonesia 1815-1930.

Dan sementara itu China merupakan penduduk non Indonesia yang paling banyak. Pada tahun 1930 jumlahnya mencapai 1.233.000 orang. Sedangkan orang-orang India merupakan yang terkecil dalam masa periode 1920-1930 mereka hanya bertambah 11.000. Pertumbuhan ini merupakan yang terkecil ketimbang penduduk non Indonesia lainnya. Jika ditinjau dari persebaran domisili pulau, maka penduduk India di Indonesia dapat diklasifikasikan.

Menurut A. Mani selanjutnya, di tahun 1980-an, etnis India di Indonesia terutama terkonsentrasi di Sumatera Utara dan Jakarta. Di Sumatera Utara etnis India mayoritas berasal dari suku Tamil dan kelompok Sikh. Di Jakarta etnis India umumnya berkegiatan di lingkup bisnis dan berasal dari komunitas Sindh dan Sikh. Di Sumatera Utara, etnis India terkonsentarasi di Medan, Binjai, Sibolga, Tanjung Balai, Pematang Siantar, dan Tebing Tinggi. Pada perkembangannya hingga kini, terjadi migrasi etnis India dari Sumatera Utara dan India ke Jakarta. Ini diakibatkan Jakarta merupakan metropolis Indonesia, tempat kegiatan bisnis terpusat. Etnis India di Indonesia pun dapat dikategorikan menjadi tiga:

(1), keturunan India yang berasal dari periode kolonial. Mereka menganggap Indonesia tanah air mereka dan identitas keindiaannya relatif telah melemah.

(2), kelompok India yang berbisnis. Mereka datang ke Indonesia sebelum dan sesudah periode perang. Rata-rata mereka punya tingkat kehidupan yang cukup baik, percaya diri bahwa mereka adalah orang Indonesia, dan anak-anak mereka telah membentuk aspek-aspek identitas keindonesiaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline