Lihat ke Halaman Asli

Syaifuddin Arkan

Pembelajaran

Jati Diri yang Direnggut Negara Lain

Diperbarui: 21 Maret 2020   10:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Beragamnya suku dan budaya yang ada di indonesia membuat indonesia menjadi negara yang mempunyai kebudayaan terbanyak didunia. Dengan total 1.340 suku diindonesia. Yang terdiri dari Suku batak, Suku Bugis, Suku Jawa, Suku Sunda, Suku Madura dan masih banyak lagi yang lainnya. 

Dengan keberagaman ini kita harus bangga menjadi warga negara indonesia, bukan hanya itu saja selain memiliki kekayaan suku dan budaya pastinya indonesia mempunyai kekayaan bahasa meliputi dari sabang sampai merauke, bahasa daerah merupakan salah satu dari kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. 

Total bahasa Daerah yang ada di Indonesia yakni mencapai 748 bahasa daerah dengan keunikannya sendiri, dan tentu yang menjadi bahasa persatuan adalah BAHASA INDONESIA yang merupakan bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kemudian dibacakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 oktober 1928 sebagai bahasa persatuan. 

Namun sejak era globalisasi kaum milenial seakan-akan menjadi tidak kenal dengan identitas bangsanya sendiri mulai dari meniru gaya busana negara lain, meniru gaya hidup warga negara lain, dan yang paling parah mereka lebih bangga terhadap budaya asing daripada budaya mereka sendiri. 

Sejatinya Pemuda memiliki peran vital bagi pertumbuhan dan kemajuan bangsa Indonesia karena mereka memiliki peran penting bagi negara untuk berkarya, berkreasi, serta berinovasi. 

Kita lihat dari bidang keolahragaan dimana pemuda kita lebih banyak memilih bela diri asing dari pada bela diri asli mereka sendiri, contohnya mereka lebih tertarik kepada beladiri taekwondo, karate, wushu, judo dan sebagainya, Daripada pencak silat yang menjadi salah satu identitas budaya bangsa indonesia sendiri.

Pencak silat merupakan seni beladiri asli indonesia yang telah ada sejak Jaman kerajaan. Di Indonesia, nama pencak silat digunakan sejak 1948 untuk mempersatukan berbagai aliran bela diri tradisional yang ada di Negara tercinta kita ini. Awalnya pencak merupakan nama yang digunakan di Jawa, sedangkan silat digunakan di Sumatera dan semenanjung malaya.

Namun seiring berjalannya waktu, istilah pencak digunakan pada atraksi yang lebih mengedepankan unsur seni dan keindahan gerakan. Sedangkan istilah silat digunakan untuk atraksi yang mengedepankan unsur pertarungan antar 2 orang atau lebih. 

Dari penjelasan diatas bisa kita tarik sebuah kesimpulan bahwa pencak silat adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam upaya mempertahankan diri dari hal yang mengancam dirinya.

Di Indonesia sendiri yang menjadi induk pencak silat adalah Ikatan Pencak Silat Indonesia yang lebih dikenal dengan sebutan (IPSI), IPSI sendiri didirikan tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, Jawa Tengah. IPSI sendiri bergerak dibawah naungan KONI( Komite Olahraga Nasional Indonesia). 

Baru-baru ini The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan Pencak Silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada tanggal 12 Desember 2019 di Bogota, Kolombia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline