Lihat ke Halaman Asli

Bahaya Limbah Popok Sekali Pakai pada Lingkungan

Diperbarui: 3 November 2020   21:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Popok sekali pakai di Indonesia sangat mudah didapatkan dengan harga yang terjangkau, terlebih lagi masyrakat Indonesia sangat sering membeli popok sekali pakai karena kepraktisannya. Ibu rumah tangga biasanya membeli popok sekali pakai ini daripada harus membeli popok kain, karena popok kain lebih ribet dalam pemakaiannya tidak sepraktis popok sekali pakai dan juga popok kain jika bayi sudah buang air harus langsung dicuci sedangkan popok sekali pakai tidak perlu. Pemakaian popok sekali pakai pada bayi juga harus memperhatikan limbah dari popok sekali pakai jika dibuang ke sungai dapat menggangu ekosistem sungai dan lingkungan sekitarnya

Salah satu sampah terbanyak pada kegiatan ibu rumah tangga yang memiliki bayi yaitu diapers (popok sekali pakai) yang dimana jumlahnya sangat melimpah karena disetiap rumah tangga yang mempunyai balita pasti menggunakan popok sekali pakai dengan alasan praktis dan simple. Sebagai contoh gambarannya hampir setiap hari bayi memakai diapers dimulai dari usia 3 bulan sampai 3 tahunan. 

Tetapi pada zaman sekarang ini tidak hanya bayi saja yang memakai popok orang tua juga ada yang memakai popok. Sampah diapers ini sulit diurai oleh lingkungan sehingga sangat mengganggu keanekaragaman lingkungan tertentu. Dengan meningkat jumlah limbah diapers setiap tahun serta tidak diimbangi dengan sistem pengolahan limbah yang baik membuat permasalahan terhadap lingkungan. Di Indonesia sendiri membuang sampah disungai merupakan salah satu kegiatan yang sering dijumpai

Dampak berbahaya dari popok sekali pakai ini yaitu didalamnya terkandung plastik yang sukar terurai karena sifatnya yang kedap air dan tidak berkarat sehingga untuk membuat plastic terurai membutuhkan waktu yang lama. Salah satu sifat plastik yang kedap air membuat mikroorganisme tidak dapat menyentuhnya sehingga tidak terjadi proses pembusukan dan mikroorganisme tidak mampu mengahancurkan plastik dari popok sekali pakai tersebut

Masalah yang terjadi di masyarakat sekarang ini yaitu kepercayaan dan budaya masyarakat yang mempunyai persepsi masing-masing, yaitu ada yang mempunyai persepsi bahwa limbah popok sekali pakai yang harus dibuang ke sungai dan begitu pula pandangan yang lain. Hal tersebut menyebabkan perilaku dan pola penanganannya harus mendapatkan perhatian dari pemerintah terkain dengan strategi maupun ketentuan dalam penanganan serta pengelolaan limbah popok sekali pakai tersebut

Penggunaan popok sekali pakai yang semakin banyak seiring dengan kelahiran yang meningkat dan zaman yang semakin maju. Dengan adanya popok sekali pakai ini semakin memudahkan pada ibu-ibu rumah tangga dalam merawat bayinya, serta semakin praktis dan instan dalam kemajuan zaman. 

Dari pemakaian popok sekali pakai ini dengan adanya produksi yang besar dengan diiringi iklan yang ditawarkan semakin praktis makan kebanyakan dari ibu yang memiliki bayi lebih memilih popok sekali pakai (Diapers). Semakin banyak ibu yang memakai diapers maka tumpukan popok tersebut akan semakin menggunung atau banyak. Dengan popok yang bersifat sulit diurai sehingga menimbulkan degradasi lingkungan dan bahan yang dibuat bersifat infeksius itu membutuhkan suatu perhatian dalam pengolahan limbah popok tersebut yang sangat berdampak dengan pencemaran lingkungan. Seharusnya dalam sutu tindakan pada ibu memiliki sebuah pemahaman tentang masalah tersebut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline