Lihat ke Halaman Asli

syahrulrosyid

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Jaipong: Tarian Tradisional dari Jawa Barat yang Penuh Energi dan Pesona

Diperbarui: 18 November 2024   17:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Tari Jaipong. (Sumber: Dokumen Pribadi)

Jaipong adalah salah satu bentuk seni tari yang lahir dari budaya masyarakat Jawa Barat. Tarian ini mulai populer pada tahun 1970-an, diciptakan oleh seniman Gugum Gumbira. Melalui Jaipong, Gugum ingin memperkenalkan kebudayaan Sunda dengan sentuhan modern dan menarik minat generasi muda. Jaipong memadukan beberapa elemen seni tradisional, seperti tari ketuk tilu, pencak silat, dan seni musik tradisional Sunda.

Sejarah Singkat Jaipong

Sejarah Jaipong tidak dapat dipisahkan dari tari ketuk tilu, yang merupakan inspirasi utama. Ketuk tilu sendiri adalah tarian rakyat yang sering ditampilkan dalam acara panen padi sebagai bentuk syukur. Gugum Gumbira mengembangkan gerakan dan musik ketuk tilu menjadi lebih bervariasi, menciptakan gaya tari yang lebih energik dan dinamis, yang kemudian dikenal sebagai Jaipong.

Pada awalnya, Jaipong sempat dipandang kontroversial karena gerakannya dianggap terlalu provokatif dan sensual. Namun, seiring waktu, masyarakat mulai menerima dan menghargai keunikan serta kekayaan seni yang ditawarkan oleh Jaipong. Kini, tarian ini telah menjadi ikon budaya Jawa Barat yang sering ditampilkan dalam berbagai acara nasional dan internasional.

Ciri Khas Tari JaipongJaipong dikenal dengan gerakan yang dinamis, lincah, dan penuh semangat. Tarian ini biasanya dilakukan oleh seorang penari tunggal atau kelompok, dengan musik pengiring yang terdiri dari alat musik tradisional seperti kendang, gong, rebab, dan saron. Musik Jaipong biasanya berirama cepat, mengiringi gerakan penari yang ritmis dan ekspresif.

Beberapa gerakan khas Jaipong antara lain:

  1. Geol: Gerakan pinggul yang lincah, menjadi ciri utama Jaipong.
  2. Gitek: Gerakan yang menggambarkan tarikan dan dorongan, menonjolkan kekuatan serta kelincahan penari.
  3. Pencugan: Gerakan tangan yang menggambarkan kekuatan dan ketegasan, sering diadaptasi dari seni bela diri pencak silat.

Kostum penari Jaipong juga menarik perhatian. Biasanya terdiri dari kebaya dengan kain tradisional yang dililitkan di pinggang, serta aksesoris seperti selendang yang digunakan untuk memperindah gerakan tari. Warna kostum sering kali mencolok, menggambarkan semangat dan keceriaan budaya Sunda.

Peran Jaipong dalam Pelestarian Budaya

Di tengah arus globalisasi dan modernisasi, seni tari tradisional seperti Jaipong menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan eksistensinya. Namun, berkat usaha para seniman dan komunitas pecinta seni tradisional, Jaipong terus diajarkan kepada generasi muda melalui sanggar-sanggar tari dan program pendidikan seni budaya di sekolah.

Selain itu, Jaipong sering ditampilkan dalam festival budaya, acara pernikahan adat, hingga pertunjukan seni internasional sebagai simbol kekayaan budaya Indonesia. Kehadiran Jaipong dalam acara-acara tersebut menjadi bukti bahwa tarian ini masih relevan dan mampu menarik perhatian penonton, baik lokal maupun mancanegara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline