Kau memacu kuda, bergerak menembus padang Sahara yang dipanggang matahari, debu-debu melambung-lambung ke atas udara, kau tarik pedang pemberian gurumu yang kau sekat tepat di pinggangmu, semakin dekat, dan tampak di mata mu, ternyata.........
***
Panik, resah, dan gelisah menyelimuti negeri Dekrit, langit cerah dengan pancaran cahaya raja siang seakan gelap gulita di malam hari. Hexa, raja yang terkenal dengan haus darah dan rakus kekuasaan, tidak ada belas kasihpun dalam hatinya, menghantui kota itu, dia tidak pernah menunjukan rasa belas kasih pada siapa pun yang dianggap musuh olehnya. Negeri Amega sudah menjadi contoh kebiadabannya, semua rakyat disana yang mencoba melawan kehendaknya hanya memiliki dua jalan kematian, antara digantung atau dibakar hidup-hidup. Pidato yang dia sampaikan kepada seluruh angkatan perangnya untuk melebarkan sayap kekuasaanya negara-negara sekitar terdengar ngeri di telinga rakyat Dekrit, karena Dekrit adalah target selanjutnya.
***
Embusan angin menghamburkan hamparan debu pasir ke udara, bertebaran kesana-kemari tanpa arah, sebagian mendarat di jubahmu yang kusam, menandakan kau sudah menempuh perjalanan yang sangat Panjang. Sebilah pedang pemberian gurumu kau sekat tepat di pinggang bagian kanan, ikat kepala berwarna coklat menunjukan sebagai seorang pendekar.
Kau masih dalam perjalanan, sudah dua hari berkelana setelah menumpas habis pemberontak yang mengkudeta negeri Darks. Kuda yang kau tunggangi saat ini adalah hadiah dari raja atas jasamu. Misi kali ini cukup berat untukmu, tapi karena ini wasiat dari guru, kau harus menjalankannya.
Tampak dari kejauhan oleh kedua mata, negeri yang menjadi target musuhmu untuk dijajah, sudah didepan mata, tetapi kau masih memandanginya dari kejauhan. Kau menarik pelana kudamu, seketika meringkik dan menurunkan kakinya kemudian diam, masih menatap, mungkin kau masih mengatur strategi bagaimana bisa melawan dan membunuh Hexa yang menjadi biang keladi pembantaian manusia di negara-negara sekitar. Tak lama kau menatapi Dekrit tampak dari kejauhan sekelompok manusia berjirah besi dan sebilah pedang di tangannya berlari laksana dikejar hantu, mereka mirip tentara, tapi kenapa berlarian? Benar! Kau sudah menemukan jawaban setelah melihat ada anak panah melesat dari belakang mengenai kepala salah satu dari mereka.
Kabar yang menghantui itu terjadi juga, Hexa Sudah melancarkan serangannya ke Dekrit dan ternyata raja Dekrit, Reks mengerahkan pasukannya untuk menghadang.
"Inilah saatnya menyelesaikan misi inti dari guruku" Ucapmu dalam hati dengan percaya diri
Kau memacu kuda bergerak menembus padang sahara yang dipanggang matahari, debu-debu melambung-lambung ke atas udara, kau Tarik pedang pemberian guru mu yang kau sekat tepat di pinggangmu, semakin dekat, dan tampak di matamu, ternyata pasukan Hexa belipat-lipat lebih besar dari tentara kerajaan Dekrit. Tak heran mereka kocar kacir. Kau menerjang pasukan Hexa seorang diri, mengayunkan pedang kesana kemari menyeret nyawa pasukan musuh satu persatu. Semakin berjalannya waktu semakin banyak korban dari pasukan Hexa bahkan dalam hitungan menit kau bisa membunuh pasukan Hexa setara dengan jumlah pasukan negri Dekrit yang dikerahkan Reks.
Keadaan berbalik arah, sekarang pasukan Hexalah yang mulai terpojok hanya dengan kau seorang diri. Hexa yang sedari awal pertempuran tidak terjun ke medan pertempuran, hanya menonton dari atas kudanya, melihat kau yang mengganas bak singa kelaparan memakan pasukannya, tak tahan menahan kekalahan pasukannya diujung pedangmu. Dia turun dari kuda mengambil tombak dari pengawalnya dan melemparkan, tentu itu mengarah pada kau yang sedang menikmati duniamu membantai pasukan Hexa, kau melihat tombak di udara mengarah padamu, dengan lincah kau menghelak meloncat dari kuda dan berhasil, tapi kuda yang kau tunggangi harus menjadi korban, semua musuh saling berpandangan mata satu sama lain melihat kau mengamuk, menghajar habis-habisan mereka.