Lihat ke Halaman Asli

Aku Masih di Sini

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Aku masih di sini, menyambut pagi berbekal lautan kenangan. Berbekal miliaran mimpi yang telah kau tinggalkan. Tak ada sedikit pun lelah datang menegurku. Tak ada keluh yang kurasa. Rasa cintaku masih kuat dan kokoh seperti di awal kita bertemu. Bersamamu, aku hanya ingin denganmu.

Aku masih di sini, merajut satu per satu harapan yang tertahan oleh takdir dan kehendak-Nya. Orang-orang menyebut aku terjebak dalam badai dan gurun gundul, namun aku merasakan yang berbeda. Aku tenang, aku nyaman dan damai bersama bayanganmu.


Aku masih di sini, terus menggennggam asa hingga matahari terbenam di ufuk timur, hingga mata ini benar-benar tertutup rapat dan akhirnya kembali menatapmu. Aku terus menggenggam asa dengan do'a dan dzikir.

Aku masih di sini, terjaga agar tak terjamah cinta yang lain. Kupahat namamu di setiap dinding-dinding waktu yang kulalui, agar tak pudar oleh hempasan wanita lain yang ingin menepismu dari hati dan pikiranku.


Aku masih di sini, memilih sendiri dan menyibukkan diri dengan menghadirkanmu dari pikiranku.

Aku masih di sini, hingga waktu yang diizinkan-Nya nanti.


#Al-Fatihah




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline