Lihat ke Halaman Asli

Syahrul Hidayat

Sastra Indonesia

Menuju Jalan Pulang

Diperbarui: 9 Mei 2021   21:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ketika kita terkuatkan. Namun, kau harus melepaskan dan ketika waktu berjalan dengan segala ketidak pastian, segalanya hanya tertinggal sendirian diperempatan lampu merah. Sungguh menunggu ketidak pastian sama halnya menunggu hujan reda, kemudian mendungpun tak lagi menyapa dan ketika pelangi tujuh warna yang tak akan bisa selalu ada dimana harapan yang luas kerap hanya tinggal cerita.

Terkubur reruntuhan kata-kata yang tak lagi bernyawa, mati, remuk diantara patahan-patahan hati sendiri, terlahap ganasnya sunyi. Ekspetasi, hanya tinggal halusinasi abadi terpatri didalam dimensi imajinasi. Segalanya akan ada waktunya berjodoh dengan kata selesai dan setiap dari yang memiliki waktu akan sampai pada titik usai.

Seorang kawan pernah berkata pada dasanya kita hanya bisa berencana berjalan beriringan dengan dengan waktu, seperti biasa semua masalah kuserahkan pada Tuhanku, dan selebihnya kamu sebagai penyemangat dalam doa-doa ku panjatkan.

 

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline