Lihat ke Halaman Asli

Kuharap Langit Menimpaku Saja

Diperbarui: 2 November 2023   20:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber galeri pribadi - foto pria sedih

"Nak, ini sudah bulan November. Sepertinya ibu butuh uang untuk bayar anu..." ujar seorang wanita paruh baya di ujung telepon sana.

"Iya bu, Ega kirim secepatnya, ya."


Tut tut tut...

 

Lelaki itu menghela napas kasar. Lagi, ibunya hanya menghubungi di setiap tanggal satu di setiap bulannya. Isi telponnya pun selalu sama, uang, uang, dan uang. Tanpa peduli kondisinya yang mati-matian mengorbankan dirinya demi semua itu.

Masih pagi, tapi kacau sudah pikirannya. Nasi sisa yang ia sulap sedemikian rupa agar tetap bisa dimakan itu pun tak selera lagi ia kunyah. Ia lalu bergegas untuk pergi kuliah.

"Ega!" seru seseorang di depan gerbang kostnya.

Sari, wanita cantik yang sudah Ega sukai satu tahun lamanya itu tersenyum manis menunggu Ega. Sudah sejak awal kuliah mereka berangkat bersama setiap paginya. Saat pulang, Sari biasanya sibuk dengan berbagai macam rapat organisasi, sedang Ega akan bergegas untuk pergi bekerja.

Meskipun Ega menyukai Sari, perasaan itu ia simpan sendirian. Ega sadar diri, ia belum bisa mendedikasikan waktu, apalagi materi untuk Sari. Tidak seperti lelaki seusianya yang menikmati cinta masa muda sana sini, Ega harus terus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

"Sudah belajar untuk UAS hari ini, Ga?" tanya Sari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline