Lihat ke Halaman Asli

Jemari Ini, Dihambat!

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mulai dari mana, yach? hmm...masih aja kebingungan, suerr!. Padahal nih jemari udah stand by 100%  (malah kalo bisa 1000%) dan siap melakukan lompatan akrobatik diatas papan kibor hitam ini. Entah, pikiran manalagi yang ngerecokin isi kepala ini. Sebelumnya sempat terlintas dipikiran, hari ini mesti menulis. Nulis apa saja yang penting nulis. Ya, NU-LIS. Di ulang ya, NU-LIS!

Ya, begitulah sebelumnya yang terlintas dibenak ini sesaat sebelum nongkrong didepan komputer ini. Tapi rasa-rasanya, masih ada sesuatu yang mengganjal dipikiran ini. Dan, seringkali ganjalan inilah yang menjadi 'oknum' lepasnya ide atau inspirasi yang sudah terikat sementara di benak ini. Ada sedikit rasa sesal dan rugi bila yang tadi itu, ide atau inpirasi, menghilang tanpa jejak meski telah dicoba untuk menelusuri dan menyusuri lebih jauh dan dalam lagi buat nemuin kembali ide dan inspirasi yang sangat 'mahal' dan inpiratif bagi jemari ini.

Namun, biarlah.. tak ada yang perlu disesali lebih dalam atau merasa dirugikan dengan kehilangannya. Boleh jadi, ia menyimpan hikmah yang mendalam dan patut untuk di pelajari lagi. Atau juga sengaja hal itu terjadi agar jemari ini lebih cekatan dalam mengikat sesuatu yang berharga. Dan juga semoga tidak ada satu pihak pun yang dirugikan dengan kejadian ini. Semoga ini semua menjadi bahan pelajaran dan pembelajaran, agar jemari ini terus semangat dalam belajar.. belajar.. dan belajar.

Terlebih lagi belajar tentang dunia tulis menulis ini. Sebab yang satu ini menyimpan banyak kebaikan yang tiada henti dan terputus. Sayangkan, kalo kesempatan dan kebaikan dari menulis ini dilewatkan gitu ajah. Karenanya, biarlah jemari ini kembali menata ulang dan memperbaiki langkah-langkah yang bisa mengantarkan jemari ini pada sebuah kebaikan yang berlimpah. Karena salah satu dari kebaikan menulis adalah sebuah proses untuk mencari dan mengikat makna. Mencari makna tentang eksistensi diri, lalu mengikatnya agar mempunyai makna bagi diri sendiri ataupun orang lain.

Inilah yang bisa di awali dari sebuah pembelajaran dalam menulis. Semoga kedepannya, hari-hari berikutnya, waktu-waktu selanjutnya, bisa menjadi lebih baik.

Do'akan, kawan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline