Lihat ke Halaman Asli

Syahrul Chelsky

TERVERIFIKASI

Roman Poetican

Kisah Singkat Perjuangan KPPS dalam Pilkada di Tengah Pandemi dan Banjir

Diperbarui: 9 Desember 2020   08:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Dari total 224 kabupaten yang tercatat akan menyelenggarakan pemilihan kepala daerah pada hari Rabu, 9 Desember 2020, Kabupaten Banjar yang berada di Provinsi Kalimantan Selatan menjadi salah satu kabupaten yang turut melaksanakan pesta rakyat tersebut.

Kabupaten yang terdiri dari total 20 kecamatan, 13 kelurahan dan 227 desa itu terhitung memiliki 1.260 Tempat Pemungutan Suara (TPS) dari yang semula hanya 1.105 titik lokasi.

Penambahan angka titik lokasi tersebut adalah salah satu upaya Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Banjar dalam mencegah kerumunan massa di tengah pandemi Covid-19.

Desa saya yang berada di bawah naungan salah satu kecamatan di Kabupaten Banjar, memiliki jumlah angka titik TPS yang tidak mengalami perubahan.

Mengikuti jumlah lingkungan RW, Panitia Pemungutan Suara (PPS) tingkat desa menetapkan dua TPS yang siap didatangi para pemilih. Kedua TPS tersebut dibagi menjadi TPS 01 dan TPS 02.

TPS 01 terletak di lingkungan RW 001 yang memiliki daratan tanah yang lebih tinggi dan jumlah pemilih terbanyak. Sedangkan TPS 02 berlokasi di lingkungan RW 002, sebuah daerah pematangan sawah dengan jumlah pemilih lebih sedikit, serta jalan poros desa yang lebih kecil.

Di pertengahan November 2020, kami, selaku pihak Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 02 beserta PPS desa telah menetapkan terjadinya pergesaran titik TPS 02 yang pada awalnya direncanakan berada tepat di halaman madrasah, menjadi di halaman gedung posyandu.

Pergeseran tempat itu dilakukan mengingat kian meningkatnya debit air akibat hujan lebat dalam sebulan terakhir hingga menyebabkan banjir yang menggenangi seluruh halaman di pemukiman lingkungan RW 002.

Dokumen Pribadi

Halaman gedung yang terhitung baru selesai dibangun menggunakan Dana Desa itu dipilih karena merupakan satu-satunya dataran tinggi yang tersisa. Dengan anggaran dana pembuatan TPS berupa pendirian tenda yang terbatas, cukup mustahil bagi kami untuk membuat tempat pemungutan suara berbentuk panggung di atas genangan air.

Dokumen Pribadi

Selain menggunakan halaman gedung posyandu yang terbilang sempit, tenda yang kami dirikan juga harus memakan lebih dari setengah jalan poros desa.

Hal tersebut tidak bisa dihindari mengingat kami juga mesti menerapkan protokol kesehatan dengan menjaga jarak minimal, penempatan bilik khusus bagi pemilih bersuhu tubuh di atas 37 derajat, serta peletakan benda-benda seperti ember keran dan sabun cuci tangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline