Lihat ke Halaman Asli

Syahrul Chelsky

TERVERIFIKASI

Roman Poetican

[Event Semarkutiga] Kelezatan Luar Biasa dari "Iwak Sapat Karing" yang Sederhana

Diperbarui: 9 Juli 2019   12:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi : smartbisnis.co.id

Iwak sapat dalam bahasa Banjar, yang jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti ikan sepat, merupakan salah satu jenis ikan yang hidup di perairan rawa, sungai atau danau tawar. Ikan sepat dapat dengan mudah ditemukan pada perairan Kalimantan Selatan, terkhusus di sawah-sawah perkampung saya. 

Jika sudah memasuki musim hujan dan sawah menjadi banjir, ayah saya biasanya akan membentang jaring panjang dari tali nelon transparan yang tipis, atau disebut sebagai ringgi. Ringgi ayah saya memiliki ukuran jala yang ranggang (lebar), supaya ikan-ikan sepat atau ikan-ikan lainnya yang sudah berumur dan cukup besar saja yang tersangkut.

Di awal musim banjir biasanya ikan sepat yang didapat oleh ayah saya sangat banyak. Bahkan bisa memakan waktu dua jam hanya untuk melepaskan ikan-ikan itu. Meski jaring tersebut dikhususkan untuk menangkap sepat, tidak jarang juga ada ikan lain yang terperangkap. Seperti nila, papuyu, bahkan juga ada belut dan ular tanah.

Jika ikannya terlalu banyak, tentulah tidak semuanya bisa kami makan. Untuk itu, ibu saya biasanya akan menjemur ikan-ikan sepat itu hingga kering.

Orang Banjar terbiasa menyebut ikan sepat yang dijemur hingga kering itu sebagai Iwak Sapat Karing. Suguhan kuliner super murah dan super sederhana namun dengan cita rasa khas yang luar biasa.

Cara membuat ikan sepat kering sangat mudah. Terlebih dahulu ikan sepat disiang (dibersihkan), dengan cara dikelupas sisiknya, serta dipotong bagian bawah kepala ikan tersebut untuk kemudian dicuci dengan air.

Setelah itu, taburkan garam secara bolak-balik dan merata di permukaan kulit ikan sepat yang sudah dibersihkan tadi. Terakhir, ikan sepat dijemur di bawah terik matahari sehari atau dua (tergantung cuaca) hingga benar-benar kering dan menyerupai kerupuk yang siap untuk digoreng.

ilustrasi : webstagram.net

Orang Banjar pada umumnya lebih sering menyantap ikan sepat kering dengan digoreng, dengan tambahan cacapan (cocolan). Cacapan tersebut hanya berupa air putih, dengan perasan limau serta sedikit rempah-rempah biasa yang tentunya mudah didapatkan.

Untuk membuat cacapan atau cocolan tadi, kita hanya perlu menyiapkan piring, tentunya, kemudian limau kuit. Jika tidak ada, bisa diganti dengan limau nipis, bahkan asam kamal (asam Jawa). Tergantung selera kita. Saya sendiri cenderung lebih suka cacapan asam kamal.

Jika sudah, bersihkan limau kuit, limau nipis, atau asam Jawa tersebut. Untuk limau, potong kira-kira seperempat. Lalu taruh di piring.

Setelah itu, ambil bawang merah dan bawang putih. Potong tipis sebiji bawang merah dan satu siung bawang putih. Bisa lebih banyak sesuai porsi cacapan yang kita perlukan. Tambahkan satu sendok makan garam, serta sedikit micin. Jangan terlalu banyak. Karena kita tahu sendiri mitos micin yang digembar-gemborkan netizen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline