Lihat ke Halaman Asli

Syahrul Chelsky

TERVERIFIKASI

Roman Poetican

[Event Cerita Mini] Kupu-kupu Peramal

Diperbarui: 6 Juli 2019   17:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Ketika saya kecil, saya pernah suatu tempo dititipkan oleh orangtua saya untuk menginap di rumah Kakek selama sebulan sewaktu liburan.

Di sana, Kakek rutin mengajak saya ke halaman belakang untuk menyiram bunga-bunga. Ada banyak jenis bunga. Tapi yang paling saya ingat adalah Bunga Mata Kucing, begitulah Kakek menyebutnya.

Sebelum menyiram bunga-bunga, Kakek menghidupkan tape-recorder, memasukkan kaset pita dan memutar lagu barat kesukaannya, yang belakangan saya tahu berjudul If You Were My Baby, oleh Rick Price. Dia menyiram bunga-bunga itu sambil bernyanyi pelan karena tak tahu liriknya, dan bergerak-gerak menyerupai tarian yang menakutkan.

Cinta kepada Nenek bisa awet karena mendengarkan lagu ini, katanya. Waktu itu Nenek memang sudah mati.

Ketimbang mendengarkan Kakek bernyanyi dan melihatnya menari, tentulah saya lebih suka menangkap kupu-kupu. Tapi mereka selalu terbang ketika saya mendekat. Saya pun mengambil batu dan melempari mereka, atau memukul mereka dengan sebatang kayu, hingga beberapa ada yang mati dan sayapnya lepas.

"Kupu-kupu itu hewan baik. Mereka tidak akan menyakitimu, buyung," kata Kakek sambil memegang tangan saya.

"Tapi mereka tidak menyukai saya," jawab saya.

"Mereka hewan yang menyukai bunga dan kebebasan. Tidak suka ditangkap."

"Oh," kata saya.

"Bukankah lebih menyenangkan kalau menyaksikan mereka saja, buyung?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline