Aku bodoh dalam banyak hal. Seperti berpura-pura tidak peduli sebab menjadi naif adalah keahlianku selain menjadi lagu sedih yang bisa kauputar berkali-kali, atau jalan setapak di depan teras rumah yang biasa kauinjak setiap hari.
Aku bodoh dalam banyak hal. Akulah pelupa yang seringkali lupa caranya melupakan. Aku gagal pada langkah pertama, karena setahuku melupakan ialah cara mengingat yang menyiksa.
Aku bodoh dalam memahami orang lain.
Aku takut pada banyak hal. Aku takut tersedak saat makan bakso di pinggir jalan, dan orang-orang jadi memandangi aku.
Aku takut pada banyak hal. Aku takut aroma obat di ruang besuk rumah sakit. Aku takut pada aroma durian yang menyengat. Aku takut makan kacang dan tumbuh jerawat. Aku takut makan kepiting, alergiku kambuh, dan tubuhku jadi meriang dan bengkak.
Aku takut menjadikanmu sebagai satu-satunya kecemasan di antara hal-hal yang sebenarnya tidak pernah aku miliki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H