Lihat ke Halaman Asli

Biaya Penyambungan Listrik Mencekik Relokasi Warga Abrasi

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pinrang, Sulawesi Selatan - sejumlah rumah yang ada di pesisir pantai ujung Tape, Pallameang, kelurahan Langnga, kecamatan Mattiro sompe, kabupaten Pinrang yang terserang abrasi pantai rencananya akan di relokasi dalam waktu dekat ini. Namun relokasi ini terkendala tingginya biaya pemindahan penyambungan listrik oleh PLN untuk setiap rumah yang akan di relokasi.
Unding, salah seorang Nelayan yang rumahnya juga terkikis akibat abrasi pantai mengatakan, kendala utama buat warga yang rumahnya akan di relokasi adalah mahalnya biaya pemindahan penyambungan listrik sebesar dua juta rupiah yang nilainya terlalu tinggi bagi mereka yang rata-rata berprofesi nelayan seperti dirinya.

Unding menambahkan, jika ada bantuan dari pihak pemerintah daerah, biayanya akan dikurangi menjadi Rp.500 ribu per rumah, namun itu juga masih berat buat mereka semua sehingga warga yang terkena dampak abrasi lebih memilih pasrah dengan keadaan seperti sekarang dikarenakan faktor biaya yang tidak mendukung mereka. Sebagai langkah pengamanan sementara, mereka mengandalkan tanggul dari tumpukan karung pasir yang mereka susun di depan rumah masing-masing untuk menahan terjangan ombak.

Sementara itu, Erna, salah seorang warga yang rumahnya juga terkena dampak abrasi, tiang-tiang bagian belakang rumahnya sudah tergantung, tidak lagi menyentuh tanah atau batu penyanggahnya karena bagian pasir pada tiang rumah itu sudah terkikis terbawa air laut kala terjadi pasang. Rumahnya yang hanya berjarak sekitar 3 meter dari bibir pantai sangat rawan  tergulung ombak jika ada terjangan ombak besar. Namun untuk pindah, ia tidak mampu dikarenakan untuk biaya hidup sehari-hari saja sudah susah buat dia yang berstatus janda dan tidak mempunyai pekerjaan tetap.

Manejer PT.PLN ranting Kariango yang membawahi unit Langnga, Marrhaba, saat dikonfirmasi beberapa media terkesan tidak mau ambil peduli akan persoalan listrik warga relokasi tersebut.  Marrhaba kepada media hanya berjanji akan segera menindaklanjuti keluhan warga relokasi abrasi, namun setelah seminggu lebih ternyata belum ada klarifikasi maupun tindakan dari pihaknya dalam upaya memberikan kebijakan atas nasib warga yang terkena musibah. Sementara dari pantauan terakhir Pewarta di lapangan, dampak abrasi di pantai ujung tape, langnga' sudah sangat mengkhawatirkan dan perlu mendapatkan penanganan serta bantuan relokasi secepatnya baik dari pemerintah kabupaten maupun dari instansi terkait seperti PLN.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline