Lihat ke Halaman Asli

Alkhan

Penulis pemula yang mencoba lebih baik

Melestarikan Nilai-Nilai Budaya Lokal dalam Pembelajaran Sastra di Sekolah SMP Islam Bina Insani

Diperbarui: 12 September 2021   09:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Pentingnya melestarikan nilai-nilai budaya lokal yang ada di sekolah, menarik perhatian mahasiswa/i jurusan sastra Indonesia Universitas Pamulang untuk mengadakan kegiatan PKM atau Pengabdian Kepada Masyarakat di sekolah SMP Islam Bina Insani, Ciseeng, Bogor.

Kegiatan ini dilatarbelakangi keinginan untuk mengetahui keberadaan yang sesungguhnya dari sastra-sastra lisan di tengah masyarakat, khususnya siswa/I SMP Islam Bina Insani pada saat ini, sekaligus sebagai tindakan mengatasi kekhawatiran terhadap ancaman kepunahan sastra lisan itu, mengingat arus globalisasi saat ini yang tidak terbendung. Di era modern ini sastra lisan semakin kurang peminatnya karena kalah persaingan dengan teknologi, khususnya generasi muda yang saat ini mulai mengalami pergeseran kebiasaan yang lebih kepada kehidupan modern.

Hal ini juga mengungkapkan bahwa cerita-cerita rakyat sampai saat ini masih hidup dan terus dipergunakan oleh masyarakat, namun kurang diakrabi oleh kalangan muda.  Nilai-nilai yang terkandung dalam sastra lisan masih relevan dengan keadaan zaman sekarang ini, sehingga perlu diwariskan kepada generasi penerus. Sastra lisan itu dipergunakan mengetahui sejarah atau asal-asul sesuatu tempat, fam atau marga suku, atau kepahlawanan seseorang; sebagai media untuk mengajarkan moral kepada generasi muda; atau untuk mengisi waktu luang. Cerita-cerita itu erat kaitannya dengan lingkungan alam dan lingkungan sosial masyarakat.

Nilai-nilai budaya globalisasi yang tidak terhindarkan harus diantisipasi dengan pembangunan budaya yang berkarakter penguatan jati diri dan kearifan lokal yang dijadikan sebagai dasar pijakan dalam penyusunan strategi dalam pelestarian dan pengembangan budaya. Upaya memperkuat jati diri daerah dapat dilakukan melalui penanaman lokal dalam pembelajaran sastra di sekolah.

Dengan derasnya arus globalisasi ini dikhawatirkan budaya bangsa, khususnya budaya lokal akan mulai terkikis sedikit demi sedikit. Budaya asing kini kian mewabah dan mulai mengikis eksistensi budaya lokal yang sarat makna. Agar eksistensi budaya lokal tetap kukuh, maka diperlukan pemertahanan budaya lokal. Fenomena anak usia sekolah yang senang dengan budaya asing menjadikan kewaspadaan untuk mengangkat dan melestarikan budaya lokal agar menjadi bagian integratif dalam pembelajaran sastra di sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline