Lihat ke Halaman Asli

Peran Guru Dalam Membimbing Siswa Mengatasi Masalah Belajar

Diperbarui: 20 November 2021   13:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

UNISNU JEPARA
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Ujian Tengah Semester Bimbingan Dan Konseling
Nama: Syahrul Ramadani Setyawan
NIM: 20130000687
Peran Guru Kelas Dalam Membimbing Siswa Mengatasi Masalah Belajar
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Setiap bentuk aspek aspek kehidupan manusia tidak lepas dari pendidikan, baik pribadi, keluarga, kelompok, maupun dalam berbangsa dan bernegara banyak ditentukan oleh perkembangan pendidikan. Pada dasarnya didikan merupakan proses yang dilakukan manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga dapat menghadapi setiap perubahan yang terjadi.
Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan negara. Untuk mencapai keberhasilan dalam pendidikan diperlukan suasana belajar yang menyenangkan bagi semua siswa, dikarenakan setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda dalam menerima suatu materi pelajaran. Diantara semua siswa pasti ada salah satu siswa yang dengan cepat memahami apa yang disampaikan oleh guru dan ada juga yang sedang-sedang saja dalam menerimanya bahkan ada yang sangat lambat dalam memahami apa yang disampaikan oleh gurunya, sehingga diperlukan cara belajar yang efisien dan efektif bagi para siswa agar siswa yang tertinggal dalam memahami apa yang disampaikan oleh guru tidak semakin tertinggal dalam pembelajaran.
Siswa yang tertinggal dalam pembelajaran itu bukanlah siswa yang bodoh, tapi mereka hanya belum menemukan atau mengetahui cara cara belajar yang efisien dan efektif sesuai dengan kebutuhan mereka. Kebanyakan dari mereka hanya mencoba menghafal pelajaran. Disinilah peran kita sebagai pembimbing untuk membantu anak dengan memberi petunjuk petunjuk umum tentang cara-cara belajar yang efisien. Namun walaupun mengetahui cara belajar yang efektif, itu tidak berarti bahwa akan menjamin siswa tersebut sukses dalam belajar, karena tetap diperlukan semangat dan kerja keras untuk mencapai keberhasilan dalam belajar, seperti mempraktekkannya dalam tiap pelajaran yang diberikan oleh guru.
Dalam hal ini pelayanan bimbingan di sekolah akan memberikan jaminan, bahwa semua siswa mendapatkan perhatian sebagai seorang pribadi yang sedang berkembang serta mendapat bantuan dalam menghadapi semua tantangan dan kesulitan yang berkaitan dengan pembelajaran. Menurut Walgito (2004:5) bimbingan merupakan bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu maupun kumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan kesulitan dalam hidup agar individu atau kumpulan individu itu dapat mencapai kesejahteraan dalam hidupnya. Sedangkan menurut Sukardi (2000:20) bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus-menerus dan sistematis oleh konselor agar individu atau kelompok individu menjadi pribadi yang mandiri.
Dari uraian bimbingan menurut beberapa ahli di atas bimbingan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang sistematis dan kontinyu dari pembimbing kepada yang dibimbing dalam hal ini guru sebagai seorang pembimbing atau konselor dan siswa menjadi seorang yang dibimbing. Jadi tugas guru di sekolah selain menjadi guru kelas dalam mengajar juga memberikan layanan bimbingan dan konseling terhadap seluruh siswa di kelas yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini karena guru kelas sebagai pembimbing yang setiap hari berada bersama siswa dalam proses pembelajaran sehingga lebih memahami perkembangan tiap-tiap siswanya.
Dalam depdikbud menjelaskan bahwa tujuan layanan bimbingan di sekolah dasar adalah untuk membantu siswa agar dapat memenuhi tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek sosia,l pribadi, pendidikan dan karir sesuai dengan tuntutan lingkungan. Dalam beberapa hal, bimbingan dijadikan sebagai proses yang menunjang pelaksanaan pendidikan di lingkungan sekolah untuk mencapai tujuan program pendidikan di sekolah.
Pengertian belajar menurut M. Surya seperti dikutip oleh Budiamin dan Setiawati (2009: 105) adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dan interaksinya dengan lingkungan. Perubahan tersebut akan terlihat dari penguasaan respon-respon baru terhadap lingkungan, yang berupa keterampilan, sikap, kecakapan, pengetahuan, pengalaman, apresiasi dan sebagainya.
Pada prakteknya proses pendidikan dan belajar siswa tidak akan selalu berjalan lancar karena seringkali ada permasalahan. Permasalahan belajar siswa sangatlah kompleks dan bervariasi mulai dari, cara membagi waktu belajar, cara belajar, mengerjakan tugas-tugas, menyesuaikan dengan pelajaran baru, lingkungan sekolah, guru-guru, tata tertib sekolah, dan sebagainya. Hal ini tidak lepas dari dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan gaya hidup di masyarakat. Sebab itulah peran bimbingan dan konseling belajar sangat dibutuhkan bagi siswa dalam hal ini adalah siswa di sekolah dasar.
Munculnya permasalahan siswa tidak lepas dari kondisi pribadi siswa. Tidak sedikit orang yang mengatakan bahwa permasalahan siswa dikarenakan oleh faktor intelegensi namun lebih pada sikap dan kedisiplinan siswa yang rendah (Ahmadi, 2004: 77). Menurut yang disampaikan oleh Ahmadi dan Supriyono (2004:79) faktor yang menyebabkan kesulitan belajar pada siswa antara lain adalah faktor internal dan faktor eksternal.faktor internal terdiri dari kondisi tubuh siswa tingkat intelegensi, bakat ,minat ,motivasi, kesehatan mental dan tipe belajar anak. Sedangkan faktor eksternal yang pertama adalah faktor keluarga, diantaranya cara mendidik anak, hubungan orang tua-anak, contoh atau bimbingan dari orang tua, suasana rumah/keluarga, keadaan ekonomi keluarga baik ekonomi yang miskin atau terlalu kaya.kedua, faktor sekolah. Terdiri dari guru, sarana prasarana, kondisi sekolah kurikulum yang digunakan, waktu sekolah. Ketiga, faktor lingkungan sosial. Antara lain teman bergaul, lingkungan tetangga, aktivitas dalam masyarakat dan lain sebagainya.
Yusuf (2004: 63) menambahkan faktor-faktor yang dapat menghambat keberhasilan belajar siswa sebagai berikut : A. Faktor internal antara lain: 1) kemampuan belajar yang rendah, 2) motivasi belajar yang rendah, 3) sakit-sakitan, 4) sikap pesimis, 5) sikap negatif terhadap pelajaran, 6) kebiasaan buruk (malas) dalam belajar, 7) panca indra kurang berfungsi secara optimal, 8) mengalami setres.
B. Faktor eksternal antara lain: 1) kurang memiliki fasilitas belajar, 2) teman yang malas belajar, 3) iklim kehidupan keluarga yang tidak harmonis, 4) iklim kehidupan sekolah yang kurang kondusif, 5) interaksi siswa dengan guru kurang harmonis, 6) proses belajar kurang tertata dengan baik, 7) fasilitas belajar kurang lengkap.
Faktor-faktor internal maupun eksternal diatas saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi dalam belajar. Dalam proses belajar seseorang pasti akan menghadapi kesulitan maupun kegagalan sehingga faktor-faktor yang menghambat keberhasilan dalam belajar harus sesegera mungkin ditangani dengan memberikan layanan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan maupun siswa yang tidak mengalami kesulitan dalam proses belajarnya. Karena kita tidak akan tahu kapan siswa itu itu akan mengalami kesulitan dalam proses belajarnya.
Selanjutnya, para siswa yang mengalami masalah belajar perlu Mendapatkan bimbingan dan bantuan agar masalah yang dihadapi Oleh mereka tidak berkepanjangan sehingga akan mengganggu proses Pembelajaran. Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan adalah Pertama, pengayaan perbaikan yaitu bentuk pengajaran yang bersifat membetulkan pengajaran yang membuat menjadi Lebih baik, kedua, kegiatan pengayaan, merupakan suatu bentuk layanan Yang diberikan kepada  siswa yang sangat cepat Dalam belajar, ketiga, peningkatan motivasi belajar, guru dan staf Sekolah lainnya berkewajiban membantu peserta didik meningkatkan Motivasinya dalam belajar, Mengingat bahwa membangun motivasi anak adalah cara yang ampuh dalam membentuk hasil akademis anak yang bagus (Master & Walton, 2013). Keempat, peningkatan keterampilan belajar Dan kelima, pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
Bimbingan dan konseling belajar berupaya untuk memfasilitasi siswa dalam mencapai tujuan tujuan belajar secara optimal. Bimbingan belajar juga merupakan usaha bimbingan kepada siswa untuk mengatasi kesulitan-kesulitan belajar yang dialami (Nurihsan. 2011:15). Beberapa masalah belajar yang sering dialami oleh siswa adalah kebiasaan belajar yang buruk, waktu belajar yang kurang disiplin, kesulitan membuat catatan dan lain sebagainya.  
Strategi bimbingan belajar yang dapat digunakan oleh guru antara lain seperti membentuk kelompok belajar menginformasikan cara belajar yang baik dan efisien, cara mengatur jadwal belajar, cara memusatkan perhatian belajar dan lain sebagainya. Dengan demikian bimbingan belajar secara umum dapat diartikan sebagai proses pendampingan terhadap siswa dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta perbaikan proses belajarnya.
Aplikasi layanan bimbingan belajar di sekolah dasar meliputi beberapa rangkaian layanan antara lain
Layanan orientasi dilakukan dalam bentuk pengenalan siswa terhadap lingkungan sekolah vokasi perpustakaan ruang guru serta personil guru dan karyawan
Layanan informasi dilakukan dalam rangka memberikan penjelasan tentang tata tertib di sekolah jadwal pelajaran dan aktivitas belajar mengajar
Layanan penempatan dan penyaluran terkait dengan akademik atau belajar adalah penempatan kelas penempatan posisi duduk di dalam kelas
Layanan bimbingan cara belajar (klasikal kelompok individual), pentingnya cara belajar tidak lepas dari karakteristik khas dari masing-masing materi pelajaran yang dipelajari
Layanan himpunan data, antara lain biodata siswa, latar belakang keluarga (sosial-ekonomi-budaya), riwayat pendidikan, prestasi belajar, kesehatan dan lain sebagainya.
Layanan tampilan pustaka (bibliografi), layanan ini menonjolkan adanya kelengkapan buku-buku perpustakaan yang menumbuhkan motivasi siswa dalam belajr.
Realitas di lapangan, khususnya di SD menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal. Sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling kurang membawa dampak positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa. Oleh sebab itu kegiatan belajar mengajar di SD harus di integrasikan dalam bimbingan dan konseling. Salah satu teknik pelaksanaan bimbingan belajar di sd adalah melalui kegiatan belajar mengajar yang bernuansa bimbingan. Prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar bernuansa bimbingan yang harus diperhatikan antara lain adalah:
Menciptakan iklim kelas yang bebas dari ketegangan dan menempatkan siswa sebagai subyek pengajaran
Menerima dan memperlakukan siswa sebagai individu yang memiliki harga diri dan memahami kekurangan, kelebihan serta permasalahannya
Mempersiapkan dan menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa
 membina hubungan yang dekat dengan semua siswa memahami setiap permasalahan dan hambatan siswa dalam mempelajari materi pada tiap-tiap bidang studi
Memberikan bantuan dengan segera pada siswa yang mengalami hambatan belajar
Membimbing siswa agar mengembangkan kebiasaan belajar yang baik
Memberikan umpan balik terhadap evaluasi
Menggunakan pendekatan pembelajaran PAIKEM
Bimbingan dan konseling belajar berupaya memfasilitasi siswa dalam mencapai tujuan-tujuan belajar secara optimal. Bimbingan belajar juga merupakan usaha bimbingan kepada siswa untuk mengatasi kesulitan-kesulitan belajar yang dialami. Layanan dan bimbingan konseling belajar diselenggarakan untuk membantu siswa dalam menghadapi dan menyelesaikan berbagai macam permasalahan belajar yang ada. Beberapa permasalahan belajar yang ada diantaranya adalah kebiasaan belajar yang buruk, waktu belajar yang kurang disiplin, kesulitan membuat catatan, dan lain sebagainya. Kesulitan-kesulitan itulah yang melatarbelakangi perlunya bimbingan dan konseling belajar di sd.
Tujuan dari pemberian bimbingan belajar di sekolah dasar adalah pengembangan sikap dan kebiasaan yang baik terutama dalam mengerjakan tugas dalam mengembangkan keterampilan serta dalam bahasa arab terhadap guru, menumbuhkan disiplin belajar baik secara pribadi maupun berkelompok,mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik sosial dan budaya di lingkungan sekolah untuk pengembangan pengetahuan keterampilan dan pengembangan pribadi
Karena itlah penting bagi guru SD untuk dapat mengintegrasikan bimbingan dan konseling dengan kegiaan belajar mengajar. Agar kegiatan bimbingan dan konseling dapat memberikan manfaat bagi siswa dan dapat dilakukan dengan optimal.
Daftar Pustaka
Ahmadi Dan Widodo, Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Bandung: Rineka Cipta
Master, A., & Walton, M. G. (2012). Minimal Groups Increase Young Children's Motivation And Learning On Group‐Relevant Tasks. Wiley Online Library
NUHRISAN, Ahmad Junika. 2011. Bimbingan Dan Konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama
Setyaningsih, Eka Sari, (2016). Peranan Bimbinngan Dan Konseling Dalam Memberikan Layanan Bimbingan Belajar Di SD. SEMARANG: Malih Peddas
Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengamatan Pelaksanaan Program Bimbingan Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan Dan Konseling. Yogykarta: Penerbit Andi
Yususf, Syamsu. 2004. Pengembangan Diri Materi Bimbingan Bagi Mahasiswa. Bandung: UPI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline