Lihat ke Halaman Asli

PKM Jurusan Teknik Mesin FT UNESA Memberikan Alat Penggiling Sari Kedelai di Desa Langkap Kecamatan Burneh Bangkalan Madura

Diperbarui: 14 Desember 2022   05:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proses produksi sari kedelai manual (dokpri)

Susu kedelai adalah minuman yang kaya nutrisi, mengandung sumber protein, karbohidrat, gula serat dan lemak baik, kaya mineral dan vitamin yang bermanfaat bagi tubuh, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa menyukai minuman ini.

Bapak Abd Somad adalah warga di desa Langkap, kecamatan Burneh, kabupaten Bangkalan, Madura yang mempunyai usaha produk Sari Kedalai. dan merupakan mitra dari mitra dari pelaksanaan Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya (UNESA).

Sebelumnya usaha yang digeluti oleh adalah usaha tempe sudah cukup berkembang tetapi pangsa pasar mulai stagnan, oleh sebab itu Bapak Abd Somad ingin mengembangkan produknya atau Diversifikasi. Bagi banyak industri, diversifikasi adalah lazimnya memperluas bisnis yang masih berkaitan bisnis inti industri. Ini karena ada risiko besar apabila perusahaan memutuskan berekspansi ke bisnis yang tidak berhubungan dengan bisnis inti. Hal inilah yang mendorong Bapak Abd Somad untuk mulai merintis diversifikasi produk yaitu pembuatan minuman sari kedelai yang berbahan dasar sama dengan usaha tempe yang selama ini beliau geluti. Proses yang dilakukan dengan alat yang lama tersebut dirasakan tidak maksimal, sehingga terkadang membuat para pelanggan penikmat saridele harus kecewa karena habis terjual. Keunggulan produk UKM Sari Kedelai Bapak Abd Somad tidak menggunakan bahan pengawet pada proses produksi pembuatan sari kedelai.

Observasi Dosen Teknik Mesin UNESA (dokpri)

Kendala yang dialami oleh Bapak Abd Somad adalah masalah teknologi produksi, keterbatasan kapasitas peralatan, dimana proses produksi dilakukan secara konvensional. Proses yang paling berat adalah tahap pemecahan kedelai yang dengan cara mem-blender kedelai yang kapasitas-nya kecil, sehingga harus dilakukan secara berulang-ulang.

Penambahan alat pembuatan mesin penggiling kedelai diharapkan dapat meningkatkan kapasitas untuk pembuatan sari kedelai. Oleh karena itu, Tim PKM Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik  UNESA memberikan sebuah solusi berupa alat penggiling sari kedelai. Spesifikasi alat tersebut menggunakan bahan stainless steel dengan dimensi dengan daya 750 W dan Kapasitas 25 Kg/jam. Alat tersebut dapat menghasilkan produk susu kedelai yang halus dengan kondisi yang merata dan juga sudah ada proses penyaringan sehingga produk siap untuk di masak.

Penyerahan Mesin Penggiling Sari Kedelai dan Mesin Cup (dokpri)

Tim PKM FT Unesa terdiri dari Priyo Heru Adiwibowo, S.T., M.T., selaku ketua Tim  dan Iskandar, S.T., M.T., Indra Herlamba Siregar,  S.T., M.T.,  Diastian Vinaya Wijanarko., S.T., M.T. selaku anggota Tim PKM melaksanakan serah terima alat pada tanggal 24 September  2022 di tempat produksi UKM Sari kedelai desa Langkap, kecamatan Burneh, kabupaten Bangkalan, Madura

"Produktivitas alat ini yaitu 25 Kg/jam kedelai, sedangkan apabila menggunakan alat yang lama (blender) hanya menghasilkan 5 kg/jam, lebih cepat 5 kali dari alat sebelumnya dan sistem alat yang baru bisa secara kontiyu dan hasilnya sudah ada tahap penyaringan, sedangkan kalau kita menggunakan blender masih memerlukan tahap penyaringan lagi" kata Priyo Heru Adiwibowo., S.T., M.T. selaku ketua Tim PKM. Sedangkan Bapak Abd Somad berujar " Alhamdulilah, Proses penggilingan lebih cepat dan tidak perlu berulang-ulang, langsung selesai dalam satu kali proses."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline