Lihat ke Halaman Asli

M. Syahrul Utama

MSUtama مُحَمَّدُ شَهْرُالْأُتَمَاا Allahu Arrahman Arrahim/Content Creator @Journalist/CEO - MSUtama Rekayasa - Inovatif Future/Mechanical Engineering Of Education Department/

Epilog: Kebenaran yang Menggairahkan

Diperbarui: 20 November 2020   12:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Satu gulungan layar yang kesepian di teluk memanggilku. sudah terlalu lama aku tidak pulang pada diri scndiri, duduk semalaman dan pasang laul luruh dari kakiku yang pucat.

Bagi Dahri Daidan, puisi adatah kelnaran yang menggairah* kan. Hal itu diakuinya sendiri dalam pengantar buku ini. tugas saya adalah memberikan prolog, bagaimana kebenaran yang menggairah-kan itu? Tentu tidak lepas dari contoh-contoh paling jitu yang ditun* jukkan oleh D-ahri sebagai penyaimya. 

Kutipan pembuka prolog ini bisa menjadi petunjuk yang mem. buat kita lebih mengenal penulis tlan aspirasinya. Kita mendapat
isyarat bahwa ada seorang aku lirik yang "sudah terlalu lama tidak pulang (ke)pada diri(nya) sendin." Siapakah aku Iirik itu? apakah dia satu sosuk manusia yang duduk setnalaman di tepi pantai? Derniki* an asiknya sampai tidak menyadari babwa air laut sudalt surut, dan meninggalkan kakinya yang pucat. 

Atau ada tafsiran berbeda. Jangan.jang,an aku lirik dalam puisi itu bukan manusia. Bagaimana kalau ia adalah sebuah perahu, atau sebuah mahluk lain, atau sebuah bangsa, satu masyarakat yang diper-sonifikasikan menjadr seorangaku"? coba kita abaca larik berikutnya:  jejeran perahu putih sclalu memanggil diriku yang paling dalam. bau geladak tua. bau garam terpendam. amis darah ikan. tanda baca yang menufiskan dirinya sendirk tanda baca asal mula rindu yang menghidupimu dari ribuan mil laut. tanda baca yang hanya kamu temukan di relung pulang.

Ooo, temyata aku adalah sunda baca yang menuliskan dirinya sendilif Aku bukan sekadar manusia scperti kita, dcngan otak, hati, badan, kcpala, tangan dan kaki; tetapi "tanda baca yang hanya kamu temukan di relung pulang." Infiah salah satu dari kebenaran yang menggairahkan ink Sung-guh menarik mengikuti alur perasaan dan pikiran Dalui Dahlan. 

Sebagai seorang penyair, manusia sastra yang hidup untuk dan dari kata.kata, ia telah menemukan rumusan eksistensi dan peranannya. Saya pikir ini adalah tanda kematangan dalam berkarya. Setiap karyanya memiliki teknik yang khas, irama dan bahasa pribadk ltu tandanya Dahri telah membangun gaya dan ciri-wanci (katukter) yang original miliknya. Saya menyambut dengan gembi. ra buku ini, dan pasti akan membaca satu-persatu karyanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline