Lihat ke Halaman Asli

Syahroni Nur Wachid

Mahasiswa ITB Ahmad Dahlan Jakarta

Mengukir Masa Depan

Diperbarui: 17 Juni 2022   13:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mengukir masa depan

Oleh : Syahroni Kokam Jatim

Masa depan kita itu sesuai pada kualitas tongkrongan kita. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari 5534 dan Muslim 2628

Bisa diibaratkan teman yang baik dan teman yang buruk seperti seorang yang berprofesi sebagai penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Berkumpul dengan penjual minyak wangi mungkin akan memberikan hadiah minyak wangi, atau engkau dapat membeli minyak wangi darinya, kalaupun tidak demikian, engkau akan tetap mendapatkan bau harum dari minyak wanginya. Sedangkan berkumpul dengan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaian dan kulitmu, dan kalaupun tidak, akan mendapatkan bau asap darinya yang tak sedap."

Masa depan itu sangat tergantung pada kualitas bahasan yang ada di tempat kita kongkow,ngopi,nongkrong.

Jadi misalnya kita sering ngobrol sama seseorang, sama tokoh atau ngobrol sama teman misalnya.

Obrolan yang sering kita bahas itu apa?

Yang sekarang sedang kita bahas itu apa? Peradaban? Aktualisasi diri? Karir? Keummatan? Atau sekedar ghibahin orang?

Kalau kualitas bahasan obrolan kita di tempat ngopi itu ghibah, ya next time kita akan jadi tukang ghibah, jelekin orang di belakang, back stabber, nusuk orang dari belakang.

Mari kita berfikir untuk kemaslahatan bagi umat manusia. Memulai dari pertanyaan apakah saja yang dimaksud tentang kemaslahatan yang dikehendaki islam itu? Maqosid syariah

Nah apa itu Maqoshid syariah? ialah menjaga agama, akal, harta, jiwa, dan keturunan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline