Lihat ke Halaman Asli

TAWURAN PELAJAR : Ancaman Bagi Generasi Muda dan Masyarakat

Diperbarui: 17 Desember 2024   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Persentase kejadian tawuran di indonesia pada tahun 2021 (sumber : badan pusat statistik )

Tawuran adalah tindakan anarkis yang melibatkan dua kelompok dalam bentuk pertengkaran massal di tempat umum. Masalah ini sering menimbulkan kerusakan, korban jiwa, dan rasa takut di tengah masyarakat. Tawuran pelajar masih menjadi perhatian serius karena dampaknya tidak hanya dirasakan pelaku, tetapi juga sekolah, keluarga, dan lingkungan sekitar.

Kasus kekerasan dan tawuran antar pelajar menjadi permasalahan serius yang harus segera diatasi. Hal ini karena tawuran tergolong menyimpang dari berbagai norma, baik norma masyarakat, hukum, maupun perkembangan remaja. Dampaknya tidak hanya merugikan korban dan pelaku, tetapi juga mengancam rasa aman lingkungan, merusak kesatuan bangsa, serta membebani keluarga dan negara dengan biaya penanganan akibat tawuran.

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2018 angka tawuran pelajar mencapai 0,65%. Angka ini menurun menjadi 0,22% pada tahun 2021. Namun sepanjang tahun 2021 masih terdapat 188 desa/kelurahan yang menjadi area tawuran. Jawa Barat menjadi provinsi dengan lokasi kasus tawuran pelajar tertinggi, yakni terjadi di 37 desa/kelurahan, disusul Sumatera Utara dan Maluku dengan masing-masing 15 desa/kelurahan yang mengalami kasus serupa.

Kejadian tawuran sering kali menyebabkan kerusakan fasilitas umum, seperti ruang kelas, kendaraan, dan infrastruktur lainnya. Selain itu, proses belajar mengajar turut terganggu, sementara nilai-nilai kemanusiaan semakin terabaikan. Dalam aksi tawuran, pelajar kerap menggunakan senjata tajam, seperti gir sepeda motor, parang, celurit, paving block, hingga bom molotov, yang dapat menyebabkan luka serius bahkan kematian. Perkelahian antar pelajar dipicu oleh berbagai faktor, seperti emosi remaja yang belum stabil, kondisi keluarga yang tidak harmonis, masalah ekonomi, hingga pengaruh sosial dan budaya. Lingkungan sekolah dan kurangnya peran aktif guru dalam mengarahkan siswa ke kegiatan positif juga turut berkontribusi. Tawuran sering kali dipicu oleh hal-hal sepele dan emosi yang meluap-luap, di mana remaja yang masih labil cenderung menyelesaikan masalah dengan cara ekstrem.

Dampak Negatif Tawuran Terhadap Individu

Tawuran bukan sekadar perkelahian biasa, melainkan aksi kekerasan yang meninggalkan luka mendalam. Korban tawuran sering mengalami cedera fisik serius, bahkan berujung pada kematian. Dampaknya tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga psikologis. Trauma mendalam sering menghantui korban, disertai ketakutan, kecemasan, dan depresi yang sulit diatasi. Masa depan mereka pun kerap terhalang oleh catatan kriminal, membuat peluang pendidikan dan pekerjaan menjadi kabur.

Dampak Negatif Tawuran Terhadap Keluarga

Ketika seorang anak terlibat tawuran, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh dirinya, tetapi juga keluarganya. Orang tua harus menghadapi kecemasan luar biasa, reputasi keluarga tercemar, dan beban finansial yang berat untuk biaya perawatan medis jika terjadi cedera. Peristiwa ini juga kerap merenggangkan hubungan dalam keluarga akibat trauma yang ditimbulkannya.

Dampak Negatif Tawuran Terhadap Masa Depan

Tawuran memberikan dampak jangka panjang yang serius bagi pelakunya. Mereka sering kesulitan melanjutkan pendidikan atau mendapatkan pekerjaan layak akibat catatan kriminal yang melekat. Selain itu, trauma psikologis dapat menghambat perkembangan sosial dan emosional, sehingga masa depan mereka menjadi suram.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline