Lihat ke Halaman Asli

Syahrila Muhtiawati

Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember

Dampak Eksternalitas Positif dari Industri Kota Probolinggo

Diperbarui: 4 April 2023   22:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Proses industrialisasi merupakan fase awal dalam perkembangan ekonomi yang menunjukkan kedewasaan.Menurut Rostow, masyarakat menjadi lebih otonom dengan menitikberatkan pada industri dan teknologi. 

Dalam konteks ini,kedewasaan merujuk pada kemampuan ekonomi untuk melampaui industri awal dan menerapkan teknologi modern secara efektif. Dalam upaya pembangunan berkelanjutan, tidak hanya satu aspek industri saja yang harus diperhatikan, tetapi juga dampaknya terhadap aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Fokus utama terletak pada sektor industri sebagai sektor unggulannya. Proses industrialisasi sering dikaitkan dengan konsep penciptaan peluang kerja. Sektor industri membutuhkan banyak tenaga kerja untuk beroperasi. Industrialisasi di Kota Probolinggo mengacu pada Perda nomor 2 tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Probolinggo tahun 2009-2028, di mana pasal 52 menunjukkan bahwa sekitar 200 hektar tanah di sepanjang jalan Brantas akan digunakan sebagai lahan industri dan perumahan yang baru.Seiring berjalannya waktu, sektor industri mengalami peningkatan. 

Peningkatan ini memberikan keuntungan bagi masyarakat secara umum dengan terciptanya peluang kerja yang meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitar wilayah industri.

Oleh karena itu, pembahasan kali ini akan membahas dampak eksternalitas positif industri terhadap masyarakat di Jalan Brantas Pilang, Kota Probolinggo.


Di kelurahan Pilang, terdapat beragam industri yang berfokus pada bidang yang berbeda. PT Pamolite Adhesive dan PT Indopherine, misalnya, merupakan industri kimia. PT Indopherine Jaya memproduksi Phenol Resin jenis Flake, sedangkan PT Pamolite Adhesive memproduksi formalin, urea, dan perekat untuk tripleks. 

Kedua industri ini berlokasi di satu lingkungan industri di Kota Probolinggo. Selanjutnya, PT Bromo Facalta Indonesia dan PT Rimba Sempana adalah industri kayu olahan. PT Bromo Facalta Indonesia memproduksi barecore, anak industri dari PT Kutai Timber Indonesia. Terakhir, PT Southern Marine Product memproduksi olahan ikan dengan bahan baku utama dari nelayan.

Industri di jalan Brantas dapat memberikan eksternalitas  positif bagi masyarakat Kota Probolinggo dalam hal kesempatan kerja. Peluang kerja ini hanya tersedia bagi warga yang memenuhi kualifikasi dan kebutuhan tenaga kerja di industri tersebut. 

Tingkat pendidikan yang dibutuhkan juga bervariasi, dengan industri baru cenderung lebih memilih lulusan sarjana sedangkan industri yang sudah lama lebih mempercayai kemampuan masyarakat meskipun hanya lulusan SMA. PT Southern Marine tidak menetapkan persyaratan pendidikan tertentu untuk tenaga kerja harian lepas. 

Kesempatan kerja lebih banyak tersedia bagi warga Kota Probolinggo dibandingkan warga luar. Industri di jalan Brantas juga dapat mengurangi tingkat pengangguran di kota tersebut. Warga yang sebelumnya menganggur dapat mendapatkan pekerjaan di industri ini, baik secara penuh waktu maupun sebagai pekerja harian seperti di PT Southern Marine Product. 

Industri di jalan Brantas juga dapat memberikan dampak positif bagi usaha-usaha baru yang tumbuh di sekitarnya. Industri juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, baik pengusaha kecil maupun besar, serta para penjual tanah, terutama tanah kavling. Peningkatan pendapatan juga dirasakan oleh pekerja yang bekerja di industri tersebut, terutama di Kelurahan Pilang dan Kota Probolinggo pada umumnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline