Lihat ke Halaman Asli

Syahrian

selenophile, aquarius, aktivis

Tuhan Meringkus Badai Kedalam Sebungkus Nasi Bebek

Diperbarui: 28 Desember 2022   23:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan tak henti-hentinya mengguyur sekitaran Ibukota di pengujung tahun ini. Setiap harinya, hampir tak terlihat matahari terbit ataupun tenggelam. Beberapa hari lalu, muncul kabar akan terjadinya badai dahsyat yang diprediksi oleh BRIN terjadi pada Rabu (28/12/2022) di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Kabar itu seketika menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Gayung bersambut, Pemprov DKI melalui Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mempersilakan perusahaan menerapkan kebijakan work from home (WFH) alias bekerja dari rumah menyusul potensi badai dahsyat yang diprediksi terjadi pada Rabu (28/12). Tentu hal tersebut didasari dari prediksi BRIN serta kekhawatiran jika badai dahsyat tersebut benar-benar terjadi.

Kemarin malam, perutku sangat keroncongan karena kebanyakan minum kopi dan lupa makan. Akhirnya aku keliling-keliling utuk mencari makan. Tepat di depan gerbang perumahan ada tukang nasi bebek yang masih buka, tanpa ragu aku parkir motorku di samping warungnya untuk membeli. Seperti biasa, aku menyapa Ibu penjual nasi bebek tersebut.

"Malam, Bu... Nasi bebeknya masih ada?"

Ibu penjual itu menjawab, "Masih, tapi tinggal dadanya saja, Mas"

"Dada kiri atau kanan, Bu?" Sahutku sambil tersenyum.

"Adanya dada mentok, Mas, mau?" Ibu itu pun tertawa sambil merespon banyolanku.

Setelah itu, si Ibu lanjut berkeluh kesah tentang cuaca yang belakangan ini selalu hujan. Hal itu mengakibatkan warungnya sepi karena jarang pembeli. Saat itu aku teringat tentang prediksi badai dahsyat yang akan terjadi esok harinya. Lalu aku bertanya lagi kepada Ibu penjual nasi bebek itu.

"Bu, tau nggak? Katanya besok akan ada badai dahsyat bu, dan Tangerang jadi salahsatu lokasi terparah badai itu" dengan santai si Ibu menjawab, "Tenang, Mas, tempat kita gak akan kena badai". Aku kaget mendengar jawaban si Ibu yang dengan santainya menjawab itu.

"Kok Ibu bisa berpendapat seperti itu?", tanyaku.

"Kan kota kita kota akhlakul karimah, jadi, Mas nya tenang aja, gak akan kena badai, karena semua penduduknya beriman" Jawab si Ibu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline