Ada satu, dua, tiga juta ibu-bapak pergi di hadapan anaknya.
Mayatnya terbungkus plastik rapat, wajahnya tak terlihat lagi,
bahkan untuk terakhir kali.
Keesokan harinya di meja makan, anak itu memicingkan mata,
dan hanya melihat piring kosong di hadapnya.
Ia pun teriak "Ya Tuhan, aku lapar, beri aku makan!"
Tuhan pun mendengar, tapi Tuhan tidak pernah menghapus doa anak itu.
Jarinya teriak lagi, memaki-maki ketidakadadilan yang dialami.
Bansos untuknya dikorupsi, malingnya juga ikut dicaci dan di-bully,
namun hakim iba hati, hukumannya diringankan lagi.
Di malam hari, anak itu keluar rumah, menyusuri tepian jalan,