Geopark sebagai warisan geologi yang memiliki nilai konservasi, edukasi, dan pembangunan berkelanjutan telah menjadi salah satu destinasi wisata yang semakin diminati, baik oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.
Dalam konteks ini, peran Generasi Peduli Geopark sebagai garda terdepan dalam menjaga dan mempromosikan kekayaan geologi Indonesia menjadi sangat vital. Namun, untuk mengoptimalkan peran tersebut, penguasaan bahasa Inggris menjadi sebuah kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi.
Pertama, kehadiran wisatawan internasional di kawasan geopark menciptakan kebutuhan akan pemandu wisata yang tidak hanya memahami nilai-nilai geologi dan budaya setempat, tetapi juga mampu mengkomunikasikannya dengan baik dalam bahasa Inggris.
Generasi Peduli Geopark yang menguasai bahasa Inggris dapat menjembatani kesenjangan komunikasi ini, memberikan pengalaman wisata yang lebih bermakna bagi pengunjung internasional.
Mereka dapat menjelaskan keunikan formasi geologi, keanekaragaman hayati, dan kearifan lokal dengan cara yang mudah dipahami, sekaligus membangun citra positif Indonesia di mata dunia.
Lebih jauh lagi, penguasaan bahasa Inggris membuka pintu akses yang lebar terhadap literatur dan penelitian ilmiah tentang geologi dan pengelolaan geopark. Sebagian besar publikasi ilmiah international ditulis dalam bahasa Inggris, dan kemampuan memahami literatur tersebut sangat penting untuk pengembangan pengetahuan dan wawasan Generasi Peduli Geopark.
Dengan memahami kajian-kajian terkini tentang geologi, konservasi, dan manajemen geopark, mereka dapat berkontribusi lebih efektif dalam upaya pelestarian dan pengembangan kawasan geopark.
Dalam konteks networking internasional, bahasa Inggris memegang peranan kunci. UNESCO Global Geoparks Network merupakan jaringan global yang menghubungkan geopark-geopark di seluruh dunia.
Kemampuan berbahasa Inggris memungkinkan Generasi Peduli Geopark untuk berpartisipasi aktif dalam forum-forum internasional, berbagi pengalaman dengan komunitas geopark dari negara lain, dan membangun kolaborasi lintas negara.
Hal ini tidak hanya memperkaya perspektif mereka tentang pengelolaan geopark, tetapi juga membuka peluang untuk mengadopsi praktik-praktik terbaik dari geopark lain di dunia.