Akhir-akhir ini, kita menyaksikan fenomena menarik di mana kepala sekolah disibukkan dengan kegiatan observasi praktik kinerja guru. Kegiatan ini bukan sekadar rutinitas administratif, melainkan bagian integral dari upaya peningkatan mutu pendidikan nasional.
Salah satu terobosan penting dalam konteks ini adalah penerapan Pengelolaan Kinerja melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM), yang menawarkan pendekatan baru dalam mengevaluasi dan mengembangkan kinerja guru.
Pengelolaan Kinerja pada PMM hadir sebagai solusi inovatif yang memudahkan guru dan kepala sekolah dalam menentukan sasaran kinerja yang lebih kontekstual. Sistem ini tidak hanya membantu dalam perencanaan, tetapi juga dalam pelaksanaan dan evaluasi kinerja yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik satuan pendidikan.
Dengan demikian, fokus utama dapat diarahkan pada peningkatan kualitas pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, sesuai dengan semangat Merdeka Belajar yang diusung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Salah satu keunggulan utama dari Pengelolaan Kinerja melalui PMM adalah kemampuannya dalam menciptakan sistem yang lebih kontekstual dan spesifik. Ini berarti bahwa setiap guru dan kepala sekolah dapat merancang indikator kinerja yang sesuai dengan kondisi dan tantangan unik yang dihadapi di lingkungan pendidikan mereka.
Pendekatan ini jauh lebih efektif dibandingkan dengan sistem evaluasi kinerja konvensional yang cenderung bersifat generik dan kurang mempertimbangkan variasi kondisi di lapangan.
Implementasi Pengelolaan Kinerja melalui PMM juga membawa angin segar dalam hal transparansi dan akuntabilitas. Dengan sistem yang terintegrasi secara digital, proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kinerja menjadi lebih terbuka dan dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Hal ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan publik terhadap institusi pendidikan, tetapi juga mendorong guru dan kepala sekolah untuk terus meningkatkan kualitas kinerja mereka.
Namun, seperti halnya setiap inovasi, penerapan sistem ini juga menghadirkan tantangan tersendiri. Adaptasi terhadap teknologi baru dan perubahan mindset dalam mengelola kinerja bukanlah hal yang mudah, terutama bagi mereka yang sudah terbiasa dengan sistem konvensional. Oleh karena itu, diperlukan program pelatihan dan pendampingan yang komprehensif untuk memastikan bahwa setiap stakeholder dapat memanfaatkan platform ini secara optimal.
Lebih jauh lagi, Pengelolaan Kinerja melalui PMM membuka peluang bagi pengembangan profesional yang berkelanjutan. Dengan data kinerja yang lebih akurat dan kontekstual, program pengembangan kompetensi guru dapat dirancang dengan lebih tepat sasaran. Hal ini pada gilirannya akan berdampak positif pada kualitas pembelajaran di kelas, yang merupakan inti dari proses pendidikan.