Kita sering kali lupa untuk menghargai berkah-berkah sederhana yang sebenarnya sangat berharga dalam hidup kita.
Salah satu berkah yang sering terlewatkan ini diungkapkan dengan bijak oleh Ustadz Yulian Purnama melalui postingan beliau di media sosial.
Beliau mengingatkan kita akan sebuah kemewahan yang mungkin tak disadari: bangun di pagi hari tanpa beban hutang.
Meskipun kedengarannya sederhana dan mungkin tidak istimewa bagi sebagian orang, kondisi ini sebenarnya merupakan keadaan yang sangat didambakan oleh banyak orang di seluruh penjuru dunia yang sudah terjebak dalam lilitan hutang.
Beban Utang: Realitas Kehidupan Modern
Dalam era konsumerisme yang kian menggurita, hutang telah menjadi bagian yang nyaris tak terpisahkan dari kehidupan modern.
Fenomena ini bukan lagi sesuatu yang asing, melainkan telah menjadi norma baru yang diterima secara luas oleh masyarakat.
Mulai dari pinjaman mahasiswa untuk mengejar pendidikan tinggi, cicilan rumah demi memiliki tempat tinggal, saldo kartu kredit yang menumpuk akibat gaya hidup konsumtif, hingga berbagai jenis pinjaman pribadi lainnya, jutaan orang di seluruh dunia terbangun setiap pagi dengan beban tak kasat mata namun sangat nyata terasa: hutang.
Kewajiban finansial ini bukan sekadar angka di atas kertas. Ia adalah bayang-bayang yang mengikuti setiap langkah, mempengaruhi setiap keputusan, dan bahkan mendikte arah hidup seseorang.
Beban utang ini seringkali menjadi penghalang bagi seseorang untuk meraih kesempatan-kesempatan baru yang mungkin datang. Lebih dari itu, utang juga berkontribusi signifikan terhadap tingkat stres dan kecemasan yang dialami oleh banyak orang.