"Membekali siswa dengan numerasi berarti memberi mereka kompas untuk menavigasi kompleksitas masa depan."
Dalam lanskap pendidikan Indonesia yang terus berevolusi, satu aspek fundamental sering kali luput dari perhatian: numerasi. Konsep ini, yang jauh melampaui sekadar kemampuan berhitung, merupakan fondasi penting bagi pemikiran logis, analitis, dan kritis yang dibutuhkan di era modern.
Sayangnya, sistem pendidikan kita masih terjebak dalam paradigma lama yang memandang numerasi sebagai domain eksklusif matematika, mengabaikan potensinya sebagai alat lintas disiplin yang dapat memperkaya seluruh spektrum pembelajaran.
Miskonsepsi tentang Numerasi
Salah satu hambatan utama dalam mengintegrasikan numerasi ke dalam kurikulum yang lebih luas adalah miskonsepsi yang meluas tentang apa sebenarnya numerasi itu.
Banyak pendidik, pembuat kebijakan, dan bahkan orang tua yang masih memandang numerasi sebatas kemampuan melakukan perhitungan aritmetika dasar. Pandangan sempit ini tidak hanya membatasi potensi siswa, tetapi juga mengabaikan kompleksitas dan kedalaman sebenarnya dari keterampilan numerasi.
Numerasi, dalam pengertian yang lebih komprehensif, mencakup:
1. Pemahaman konseptual tentang angka dan kuantitas
2. Kemampuan untuk menginterpretasikan data dan statistik
3. Penalaran logis dan pemecahan masalah