"Pendidikan adalah cahaya, guru adalah penerangnya. Berikan penghargaan sebanding untuk memastikan cahaya itu terus bersinar."
Ketika berbicara tentang kesejahteraan para pendidik, seringkali terjadi ketidakseimbangan antara penghargaan dan pemenuhan hak-hak mereka dalam masyarakat. Oknum guru yang melakukan kesalahan seringkali mendapat sorotan yang begitu besar dari publik, tetapi ketika mereka meminta kesejahteraan yang lebih baik, seringkali dianggap berlebihan. Alasan-alasan ini menggambarkan ketidakadilan yang terjadi terhadap profesi guru.
1. Tunjangan Sertifikasi Pendidik (Serdik) Tidak Cukup
Banyak yang beranggapan bahwa tunjangan sertifikasi pendidik (serdik) sudah cukup sebagai bentuk penghargaan terhadap guru. Namun, pada kenyataannya, masih banyak guru yang belum menerima serdik karena kesempatan untuk mengikuti PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru) dibatasi. Hal ini menciptakan ketimpangan di antara guru-guru yang sudah memiliki sertifikasi dan yang belum, tanpa mempertimbangkan kualitas dan dedikasi mereka dalam mengajar.
2. Beban Biaya Pendidikan Anak
Guru tidak hanya bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anak di sekolah, tetapi juga terhadap pendidikan anak-anak mereka sendiri di rumah. Banyak guru yang merasa tertekan karena harus mengeluarkan biaya pendidikan yang tinggi untuk menyekolahkan anak-anaknya ke perguruan tinggi. Gaji dan tunjangan yang mereka terima seringkali tidak cukup untuk menutupi semua kebutuhan ini, sehingga menimbulkan ketidakpastian finansial dan merugikan kesejahteraan mereka.
3. Perbandingan dengan Profesi Lain
Jika kita membandingkan kesejahteraan guru dengan profesi lain seperti dokter, insinyur, birokrat, atau anggota dewan, perbedaannya sangatlah mencolok. Meskipun tugas dan tanggung jawab mereka dalam membentuk generasi masa depan sangat besar, namun imbalan yang diterima tidak sebanding dengan kontribusi yang mereka berikan.
Dokter misalnya, mendapatkan gaji dan fasilitas yang jauh lebih tinggi, sementara guru harus bertahan dengan gaji yang seringkali tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari.