"Integritas adalah bahasa dari hati yang tulus dalam mempertanggungjawabkan setiap kekayaan."
Di balik dinding-dinding institusi pendidikan dan administrasi keuangan, tersembunyi peran sentral yang dimainkan oleh kepala sekolah dan bendahara bos APBN.
Namun, tidak ada yang sepele dalam tugas mereka, terutama terkait dengan pengisian LHKPN. Seakan menjadi peta jalan, LHKPN menjadi fondasi yang kuat dalam upaya pencegahan korupsi di tingkat pemerintahan.
Tidak hanya sekadar tugas rutin, namun sebuah langkah yang menegaskan komitmen mereka dalam menjaga integritas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan negara.
Dalam sorotan penuh tajamnya terhadap korupsi di ranah pemerintahan, LHKPN menjadi perhentian utama yang menyoroti setiap langkah kepala sekolah dan bendahara bos APBN.
Bagi mereka, pengisian LHKPN bukanlah sekadar tindakan formalitas, melainkan sebuah pernyataan kesediaan untuk terbuka dan akuntabel dalam kepemimpinan dan pengelolaan keuangan publik. Dengan setiap detail harta kekayaan yang terungkap dalam LHKPN, mereka menandai komitmen untuk mencegah setiap potensi praktik korupsi yang dapat menggerogoti fondasi keuangan negara.
Pengisian LHKPN oleh kepala sekolah dan bendahara bos APBN tak hanya mengikat dalam lingkup formalitas semata. Ini melampaui sekadar tindakan administratif, lebih merupakan penegasan akan transparansi, akuntabilitas, dan integritas dalam menjalankan keuangan negara.
Keduanya, sebagai pemegang peran kunci dalam pengelolaan dana publik, memikul tanggung jawab besar untuk menjadi teladan serta memastikan bahwa pencegahan korupsi menjadi fokus utama dalam setiap langkah mereka.
Mengisi LHKPN adalah sebuah komitmen yang jelas dan konkret bagi kepala sekolah dan bendahara bos APBN untuk menunjukkan bahwa integritas bukanlah sekadar kata-kata kosong. Ini adalah pernyataan kuat bahwa mereka siap bertanggung jawab secara transparan atas kekayaan dan aset yang mereka miliki.
Lebih dari itu, langkah ini menunjukkan bahwa kepercayaan publik dan ketulusan dalam mengelola keuangan negara bukanlah pilihan, melainkan prasyarat mutlak yang harus dijunjung tinggi dalam setiap tindakan dan keputusan yang mereka buat.