Lihat ke Halaman Asli

Syahrial

TERVERIFIKASI

Guru Madya

ASN Tanpa Tunjangan, Apa Jadinya?

Diperbarui: 15 September 2023   07:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Arie Pratama via cnbcindonesia.com

"Kinerja yang baik adalah ladang kesuksesan. Semangatlah untuk bekerja lebih keras demi masa depan yang lebih baik."

Pemerintah Indonesia tengah merencanakan perubahan besar dalam sistem pembayaran gaji aparatur sipil negara (ASN) dengan diterapkannya skema gaji tunggal. Saat ini, skema ini tengah diuji coba di lembaga-lembaga seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Pergeseran ini menuai berbagai pertanyaan dan kekhawatiran, terutama dalam konteks ASN di daerah. Artikel ini akan membahas dampak potensial dari pemberlakuan gaji tunggal terhadap ASN, perbedaan sistem pembayaran antara gaji dan tunjangan, serta ketidakpastian terkait tunjangan profesi guru.

Gaji Tunggal dan Perbedaan Upah Regional

Salah satu tantangan yang muncul dengan pemberlakuan gaji tunggal adalah perbedaan tingkat upah minimum regional (UMR) di setiap daerah di Indonesia. Saat ini, UMR yang berbeda-beda mengakibatkan besarnya tunjangan yang diterima oleh ASN juga beragam. Di sini, pertanyaan yang muncul adalah apakah dengan menerapkan gaji tunggal, ASN di daerah akan mengalami pengurangan dalam penerimaan mereka?

Untuk ASN yang bertugas di pusat, pergeseran ini mungkin tidak akan berdampak besar karena UMR di wilayah pusat cenderung lebih tinggi. Namun, bagi ASN di daerah dengan UMR yang lebih rendah, hal ini bisa menjadi masalah serius. Mereka khawatir bahwa gaji tunggal dapat mengurangi penghasilan mereka, yang mungkin sudah tidak sebanding dengan tingkat biaya hidup di daerah tersebut.

Perbedaan dalam Sistem Pembayaran

Selain perbedaan dalam besarnya gaji akibat UMR yang berbeda, ada perbedaan signifikan lainnya dalam sistem pembayaran gaji dan tunjangan bagi ASN. Gaji ASN biasanya dibayarkan di awal bulan, sementara tunjangan diberikan di bulan berikutnya. Ini bisa menciptakan ketidakpastian dalam pengeluaran bulanan ASN, terutama jika mereka terbiasa dengan pola pengeluaran tertentu.

Selain itu, sistem penghitungan gaji dan tunjangan juga berbeda. Gaji tidak memperhitungkan absensi, sehingga ASN menerima jumlah yang sama setiap bulan, terlepas dari seberapa sering mereka absen. Di sisi lain, tunjangan berdasarkan absensi dan capaian kinerja. Ini menimbulkan pertanyaan bagaimana pemerintah akan menyatukan dua sistem yang berbeda ini tanpa merugikan ASN.

Ketidakpastian Tunjangan Profesi Guru

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline