"Literasi digital adalah senjata terbaik kita dalam menghadapi banjir informasi palsu di era digital."
Dalam era informasi digital yang semakin berkembang, kemampuan untuk memilah dan memahami informasi yang benar menjadi sangat penting. Menyimak berita Kompas.id (10/07/2023), hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh para psikolog dari University of Cambridge menunjukkan bahwa generasi Z dan Millenial rentan terhadap berita palsu atau hoax dibandingkan dengan generasi sebelumnya.
Hal ini menunjukkan adanya tantangan yang signifikan dalam literasi digital yang perlu kita selesaikan untuk melindungi generasi muda dari pengaruh negatif informasi yang salah.
Survei dan Temuan
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh University of Cambridge, terdapat pola yang jelas terkait kemampuan generasi muda dalam mengidentifikasi berita palsu. Dalam survei tersebut, hanya 11 persen dari anak usia 18-29 tahun yang mendapat skor tinggi dalam mengenali berita utama yang benar, sementara 36 persen dari mereka mendapat skor rendah.
Sebaliknya, 36 persen dari mereka yang berusia 65 tahun atau lebih mendapat skor tinggi, sementara hanya 9 persen orang dewasa yang lebih tua yang mendapat skor rendah.
Hasil survei ini mengindikasikan bahwa generasi muda memiliki tingkat literasi digital yang lebih rendah dibandingkan dengan generasi tua. Mereka cenderung lebih mudah terjebak oleh berita palsu yang tersebar di internet.
Faktor penting yang terkait dengan hal ini adalah pengaruh jumlah waktu yang dihabiskan generasi muda di dunia digital. Semakin banyak waktu yang dihabiskan online untuk berselancar di internet, semakin rentan mereka terhadap berita palsu.
Tantangan Literasi Digital