Lihat ke Halaman Asli

Syahrial

TERVERIFIKASI

Guru Madya

Mengulik Tradisi Gelar Griya dan Halal Bihalal di Indonesia

Diperbarui: 26 April 2023   09:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Momen gelar griya saat lebaran. Sumber foto: stock foto Canva 

"Bersilaturahmi itu menumbuhkan kecintaan, memperkuat persahabatan, dan menghapuskan kesedihan." - Ali bin Abi Thalib 

Gelar griya dan halal bihalal merupakan dua tradisi yang sudah sangat populer di Indonesia. Kedua tradisi ini memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk menjalin silaturahmi dan mempererat hubungan antar sesama. Namun, tradisi gelar griya lebih banyak dikaitkan dengan dunia politik dan pejabat, sedangkan halal bihalal lebih sering dilakukan oleh masyarakat biasa.

Tradisi gelar griya sendiri sudah ada sejak zaman dulu, namun semakin dikuatkan dan menyebar pada zaman orde baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Pada awalnya, gelar griya diadakan karena ingin memunculkan jiwa wibawa para pejabat. Namun seiring berjalannya waktu, tradisi ini semakin meluas dan tidak hanya dilakukan oleh orang-orang terpandang, tetapi juga oleh masyarakat biasa.

Salah satu tujuan dari gelar griya adalah untuk menunjukkan rasa bersalah para pejabat kepada masyarakat karena cenderung sering mengecewakan masyarakat atas aksi serta peran sosialnya selama menjabat. Para pejabat juga meminta maaf dengan mengadakan gelar griya. Namun seiring berjalannya waktu, tradisi gelar griya lebih banyak menjadi ajang untuk bertemu dengan keluarga dan mempererat hubungan bersama dengan orang tersayang.

Meski memiliki makna yang berbeda, namun tradisi gelar griya dan halal bihalal ternyata memiliki tujuan yang sama, yaitu bersilaturahmi. Halal bihalal lebih sering dilakukan oleh masyarakat biasa, dan tradisinya lebih beragam tergantung dari daerah dan budaya setempat. Meski demikian, halal bihalal memiliki makna yang sama, yaitu untuk mempererat hubungan antar sesama.

Namun, tradisi gelar griya dan halal bihalal kini semakin jarang dilakukan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pekerjaan dan kesibukan yang menyita waktu. Banyak orang tidak memiliki waktu untuk mengadakan gelar griya atau halal bihalal, sehingga tradisi ini semakin terpinggirkan.

Padahal, tradisi gelar griya dan halal bihalal sangat penting untuk menjaga keharmonisan dan keakraban antar sesama. Melalui gelar griya atau halal bihalal, orang dapat bertemu dengan keluarga, teman, atau kerabat yang lama tidak bertemu. Tradisi ini juga dapat menjadi ajang untuk mempererat hubungan bersama dengan orang tersayang, dan menjalin silaturahmi yang lebih baik.

Oleh karena itu, tradisi gelar griya dan halal bihalal harus terus dilestarikan. Meski banyak orang sibuk dengan pekerjaannya, namun kita harus tetap mengingat bahwa menjalin hubungan dengan sesama sangat penting untuk kebahagiaan kita. Tradisi ini juga dapat membantu kita mengurangi stres dan tekanan dalam hidup, karena kita dapat saling berbagi cerita dan pengalaman dengan orang-orang terdekat.

Dalam menjaga tradisi gelar griya dan halal bihalal, kita juga harus memperhatikan beberapa hal. Pertama, kita harus memastikan bahwa tradisi gelar griya dan halal bihalal ini tidak dijadikan sebagai sarana untuk mengeksploitasi masyarakat atau memperlihatkan kekuasaan dan kemewahan. Tradisi ini harus tetap dijalankan dengan nilai-nilai kebersamaan, rasa persaudaraan, dan kerendahan hati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline