"Keberanian adalah tindakan yang diambil oleh orang yang tidak ingin merugi, bahkan jika ia harus menghadapi kesulitan dan rintangan" - Mengaji dengan Hati.
Film biografi menjadi salah satu genre yang banyak diminati oleh penonton di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa film biografi mengenai tokoh-tokoh terkenal Indonesia telah diproduksi dan mendapatkan sambutan positif dari masyarakat. Salah satunya adalah film Buya Hamka yang dijadwalkan akan tayang menjelang Lebaran 2023.
Film Buya Hamka ini diproduksi oleh Falcon Pictures dan disutradarai oleh Fajar Bustomi. Film ini dibintangi oleh aktor dan aktris kenamaan Indonesia seperti Vino G Bastian dan Laudya Cynthia Bella sebagai pemeran utamanya. Film ini juga didukung oleh beberapa aktor dan aktris berbakat lainnya seperti Ben Kasyafani, Ayu Laksmi, Dessy Ratnasari, dan lain-lain.
Film Buya Hamka ini dijadwalkan tayang pada momen lebaran 2023. Film ini berkisah tentang kehidupan Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang juga dikenal sebagai Buya Hamka, seorang sastrawan dan tokoh agama terkemuka di Indonesia. Film ini akan mengupas lika-liku hidup seorang Buya Hamka yang nama dan karya-karyanya masih dikenang hingga kini.
Buya Hamka lahir pada tanggal 17 Februari 1908 di Kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat. Ayahnya adalah seorang ulama dan guru agama Islam, sedangkan ibunya adalah seorang wanita Minangkabau yang cerdas dan gigih. Dari kecil, Buya Hamka sudah menunjukkan kecerdasan dan minat yang tinggi terhadap ilmu agama dan sastra.
Ketika beranjak dewasa, Buya Hamka menempuh pendidikannya di luar negeri. Namun, beberapa tahun tinggal di luar negeri dirinya memutuskan untuk pulang kembali ke Tanah Air. Setibanya di Indonesia, Buya Hamka pergi ke Yogyakarta untuk menimba ilmu. Di Yogyakarta inilah Buya Hamka bergabung dengan Muhammadiyah, organisasi Islam yang dipimpin oleh KH Ahmad Dahlan.
Kala itu Buya Hamka menjadi salah satu pejuang yang melawan penjajah. Buya Hamka juga turut memberikan saran dan kritik kepada pemerintah yang saat itu masih dipimpin oleh Ir Soekarno. Bahkan, Buya Hamka turut mengkritik Bung Karno di sidang Konstituante pada tahun 1959 yang mana kala itu Soekarno mengusulkan sistem Demokrasi Terpimpin. Karena pemikirannya yang dianggap terlalu kritis, Buya Hamka juga pernah ditahan di era kepemimpinan Soekarno.
Berkat kejeniusan serta pemahamannya yang dalam terhadap ilmu agama, Buya Hamka dilantik menjadi Ketua Umum MUI (Majelis Ulama Indonesia) pada 26 Juli 1975. Tugasnya selalu ia jalankan dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab.
Sebagai Ketua Umum MUI, Buya Hamka berhasil mengembangkan organisasi tersebut dan menjadikannya sebagai lembaga yang sangat dihormati dalam dunia keagamaan di Indonesia. Ia juga menjadi sosok yang dihormati dan dijadikan sebagai panutan oleh banyak orang karena kecerdasan dan kearifannya dalam menyikapi berbagai masalah yang dihadapi umat Islam.